Makassar -
Aksi warga Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menolak rapid test masih terjadi. Aksi itu dilakukan karena warga mendengar kabar beredar akan datang tim medis melakukan rapid test.
Aksi penolakan rapid tes dilakukan warga Jalan Daeng Tata V, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate. Warga menutup gang dengan bambu dan spanduk penolakan di atas gapura jalan.
Menurut salah satu warga RT 5 RW 2 Kelurahan Parang Tambung, ia mendengar informasi yang beredar bahwa akan datang tim medis melakukan rapid tes terhadap warga Jalan Daeng Tata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dapat informasi, tim medis sudah melakukan rapid tes massal di Jalan Daeng Tata 3 dan sebentar lagi mereka menuju ke sini," ujar warga tersebut, Rabu (10/6/2020).
Sementara itu, menurut Ketua RT 5 Kelurahan Parang Tambung, Rahmatia, aksi warganya terprovokasi kabar burung yang tidak diketahui sumbernya tentang rencana rapid test di lingkungannya.
"Kami tidak pernah disampaikan secara resmi bahwa akan ada rapid test di lingkungan kami, entah warga ini dapat informasi dari mana, yang saya tahu kalau ada rapid test itu tidak dipaksa," kata Rahmatia di lokasi.
Aksi blokade jalan yang dilakukan sebagian warga Jalan Daeng Tata ini rupanya tidak didukung penuh oleh warga lain. Salah seorang warga sempat memprotes aksi penolakan dan membongkar palang bambu yang menutup jalan. Di sekitar lokasi yang tidak jauh dari kampus Universitas Negeri Makassar ini tidak tampak aparat keamanan.
Aksi warga Jalan Daeng Tata V Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Makassar, menolak rapid test. (Muhammad Nur Abdurrahman/detikcom) |
Sebelumnya diberitakan, selain diimbau Pj Wali Kota Makassar, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah telah meminta aparat keamanan mengusut dalang aksi penolakan rapid test di beberapa lokasi di Makassar. Nurdin juga meminta Pj Wali Kota Makassar menindak camat dan lurah yang tidak mau bekerja sama dalam penanganan pandemi COVID-19.
"Penolakan rapid test di Ujung Tanah, kenapa mereka menolak, pasti ada sesuatu, bayangkan RT/RW-nya juga ikut bicara, camat dan lurahnya ke mana, makanya saya minta wali kota tegas, copot saja camat dan lurahnya kalau mereka tidak punya kepedulian pada COVID-19," ujar Nurdin dalam keterangannya pada wartawan, Senin (8/6).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini