Hanya saja, kata Arman, saat pihak RS menunggu tim Gugus Tugas datang menjemput jenazah, tanpa disangka pihak keluarga lebih dulu mengevakuasi jenazah keluarganya dari RS.
"Cuma ada sedikit mis, ternyata Satgas yang menjemput mayat ini ternyata ada juga kasus kematian di RS Ibnu Sina, akhirnya terlambat datang ke sini," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arman mengaku tak dapat berbuat saat jenazah dibawa keluarga lantaran ada puluhan keluarga jenazah lain yang menunggu di luar RS.
"Ternyata ini yang meninggal, almarhum, banyak anggotanya datang sampai 50 orang. Banyak sekali dan mengamuk, pagar RS itu bolong dia anu," katanya.
"Ada yang bawa senjata tajam ada yang bawa badik. Makanya saya bilang jangan ki cari persoalan Dek, orang dalam keadaan emosi begini biasanya kalap ki toh. Sekuritiku saja sendiri dia pukul," sambungnya.
Padahal, lanjut Arman, sejak awal kedatangan pasien, pihaknya telah menjelaskan ke keluarga bahwa apabila pasien meninggal dan dicurigai Corona maka pihak RS yang akan melakukan proses pemakaman, bukan keluarga. Namun belakangan pihak keluarga membawa kabur jenazah dari RS.
(idh/idh)