Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (RMI-PBNU), atau Asosiasi Pesantren NU, meminta pemerintah membuat kebijakan pelaksanaan new normal di lingkup pesantren. Jika tidak, PBNU menilai lebih baik pesantren memperpanjang pembelajaran di rumah.
"Apabila tidak ada kebijakan nyata untuk 3 (hal) di atas maka RMI-PBNU menyarankan pesantren memperpanjang masa belajar di rumah," tulis Pengurus Pusat RMI-PBNU dalam keterangan yang dibaca detikcom, Sabtu (30/5/2020).
Tiga hal yang dimaksud RMI-PBNU yakni pertama kebijakan pemerintah yang konkret dan berpijak sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam menjaga pesantren dari resiko penyebaran virus COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua dukungan fasilitas kesehatan untuk pemenuhan pelaksanaan protokol kesehatan, seperti rapid test, hand sanitizer, akses pengobatan dan tenaga ahli kesehatan," ujarnya.
Ketiga, dukungan sarana dan fasilitas pendidikan meliputi fasilitas pembelajaran online bagi santri yang belum bisa kembali ke pesantren dan biaya pendidikan (Syahriyah/SPP dan Kitab) bagi santri yang terdampak secara ekonomi.
Selain itu, RMI-PBNU meminta pemerintah dapat melibatkan kalangan pesantren. Terutama dalam menentukan kebijakan.
"RMI-PBNU juga mengimbau agar setiap keputusan yang diambil terkait dengan nasib pesantren harus melibatkan kalangan pesantren," jelasnya.
(idh/idh)