Alasan Kemendagri Tak Gelar Pilkada di 2021: Pemda Diisi Plt Terus Tak Elok

Alasan Kemendagri Tak Gelar Pilkada di 2021: Pemda Diisi Plt Terus Tak Elok

Yulida Medistiara - detikNews
Kamis, 28 Mei 2020 21:23 WIB
Plt Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri Akmal Malik (Eva/detikcom)
Foto: Dirjen Otda Kemendagri, Akmal Malik (Eva/detikcom)
Jakarta -

Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Akmal Malik mengungkapkan salah satu pertimbangan pemerintah yang tak menunda gelaran Pilkada 2020 hingga 2021. Salah satu pertimbangannya yakni persepsi yang tidak sesuai jika pemerintahan daerah (pemda) terlalu lama dipimpin pelaksana tugas (plt).

"Kalau dilaksanakan 2021, dilaksanakan 2022, dilaksanakan 2023, saya katakan, Pak Agus, tentunya kita akan membuat pemerintahan kita diisi oleh plt-plt terus pak, diisi oleh pj-pj, dan kami, pemerintah, memahami itu tidak lah elok," kata Akmal ketika menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 'Membaca Kelanjutan Pilkada Serentak 2020' yang digelar secara virtual, Kamis (28/5/2020).

Akmal menjelaskan, jika Pilkada 2020 ditunda hingga 2021, pemerintahan daerah otomatis akan dijalankan oleh plt atau penanggung jawab (pj). Bila hal itu terjadi, dia mengibaratkan seperti sopir cadangan yang membawa kendaraan di medan yang berat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena, kalau ibarat bawa mobil ini kita menyarankan pada sopir dua, sopir cadangan ini untuk membawa, sementara kita menghadapi jalan yang luar biasa berlikunya, tanjakan yang luar biasa. Itu kenapa kita butuh pilot atau sopir yang betul memiliki legitimasi, yang memiliki dukungan kuat dari masyarakat, karena yang bisa menyelesaikan ini adalah semua masyarakat, bukan kebijakan pemerintah," paparnya.

Menurut Akmal, dalam kondisi pandemi COVID-19 ini didorong melahirkan adanya calon pemimpin yang dapat dipercaya masyarakat. Dia menilai, dengan digelarnya pilkada tahun ini masyarakat mendapat pelajaran tentang bagaimana berdemokrasi di tengah kondisi yang sulit.

ADVERTISEMENT

"Terhadap persoalan ini memang menyikapi ketidakpastian waktu tadi. Pemerintah mengambil keputusan bersama KPU, Bawaslu, DKPP dan pemerintah lebih baik sekarang saja, sekarang, besok dan akan datang akan sama saja posisinya. Terkait persamaan persepsi demokrasi, maka saya yakin demokrasi adalah instrumen yang paling tepat untuk dapat menyelesaikan pandemi ini. Demokrasi akan bisa menghadirkan pemimpin yang dipercaya masyarakat untuk menyelesaikan COVID-19. Ini adalah sinergi yang bagus. Satu sisi kita belajar berdemokrasi di kondisi sulit," tutur Akmal.

Sementara itu, Ketua KPU, Arief Budiman tak menampik bahwa persiapan Pilkada 2020 akan lebih matang jika digelar pada September 2021. Namun, Arief menyatakan pemerintah telah memutuskan untuk menggelar Pilkada 2020 pada Desember tahun ini.

"Memang ruang yang lebih panjang ruang yang lebih leluasa Pilkadanya itu September 2021. Itu ruangnya cukup semua untuk banyak hal menyelesaikan regulasi, menyelesaikan anggaran, menyelesaikan pandemi COVID-nya dan sosialisasi kepada pemilih tentang perubahan itu. Tetapi ini kan kita tidak mau tarik mundur lagi, karena ini sudah menjadi pilihan kita bahwa Pilkada akan diselenggarakan Desember 2020," ujar Arief dalam kesempatan yang sama.

Arief meminta publik berpartisipasi secara maksimal. Di sisi lain, sebut dia, KPU bekerja keras agar Pilkada 2020 bisa berjalan lancar.

"Pada saat kampanye libatkan diri Anda untuk tahu apa janji-janji kampanyenya relevan, atau tidak bisa dipenuhi, atau tidak itu menjadi referensi bagi para pemilih untuk menggunakan hak pilihnya. Kerja keras siapa agar membuat pemilih ini mau berpartisipasi dari awal sampai akhir? Tentu kerja keras kita semua. KPU punya porsi untuk melakukan kegiatan itu. Tapi peserta pemilu juga punya porsi atau ruang untuk mengajak konstituennya menggunakan hak pilihnya juga," sebut Arief.

Halaman 2 dari 2
(yld/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads