Selain itu, IDI juga meminta pemerintah melakukan evaluasi data COVID-19. Seperti membedakan intervensi daerah berdasarkan data yang akurat.
"Open data dan road map serta evaluasi penanganan COVID secara Medis-Epidemologi. Evaluasi Penanganan secara nasional dan per wilayah harus dibedakan sehingga fokus intervensi berdasar evaluasi dan berbasis data yang kuat dan terpercaya," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, kurva Corona Indonesia menanjak terjal pada Rabu (13/5) kemarin. Ada 689 kasus baru COVID-19 yang dikonfirmasi pemerintah yang disampaikan oleh Juru Bicara COVID-19, Achmad Yurianto. Angka kasus baru tersebut adalah yang tertinggi sejak Indonesia mengumumkan kasus pertama Corona pada 2 Maret lalu.
Hingga Rabu (13/5) sore, ada 15.438 kasus positif COVID-19. Penambahan kasus baru paling tinggi sebelumnya tercatat pada 9 Mei dengan 533 kasus baru.
(lir/idn)