'Kurva Melandai' yang Tak Boleh Diartikan Bisa Santai

Round-Up

'Kurva Melandai' yang Tak Boleh Diartikan Bisa Santai

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 12 Mei 2020 09:17 WIB
poster
Foto: Ilustrasi Corona (Edi Wahyono)

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) melihat, kurva kasus Corona ini fluktuatif alias naik-turun.

"Kita melihat dalam kecenderungan data yang kita dapatkan pada satu minggu terakhir nampak adanya fluktuasi. Di beberapa daerah, ada kecenderungan yang konsisten meningkat semakin sedikit, namun di beberapa daerah ada juga yang tidak konsisten," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri), dalam siaran langsung via kanal YouTube BNPB Indonesia, Minggu (10/5).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fluktuasi ini membuat kesimpulan susah untuk ditarik. Untuk saat ini, masih sulit untuk mengatakan tren kasus Corona di Indonesia mengalami penurunan atau bakal mengalami lonjakan tajam. Penyebaran virus Corona semakin sulit diprediksi.

"Di beberapa daerah juga belum terbentuk pola grafik konsisten yang susah kita tebak dari hari ke harinya," kata Yuri. "Beberapa hari kita melihat penambahan jumlah kasus tidak banyak, tapi di beberapa hari terakhir terjadi penambahan yang cukup signifikan.

ADVERTISEMENT

Menanggapi pemakaian istilah 'kurva melandai' ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencoba menjelaskannya secara utuh. Kurva tak boleh dilihat hanya dari ukuran hari per hari saja.

"Jadi sebenarnya yang dimaksud dengan kurva melandai ini adalah tren yang harusnya kita lihatnya tidak boleh hanya harian, tetapi mingguan," kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas, Wiku Adisasmito, dalam keterangannya kepada wartawan lewat akun YouTube Sekretariat Kabinet RI, Senin (11/5/2020).

Profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) ini mengatakan tren perkembangan penyebaran virus Corona bisa dilihat dari kurva. Kurva itu sendiri tergambar dari data-data mengenai laju pertambahan kasus baru COVID-19 per hari atau per pekan. Namun untuk melihat apakah COVID-19 sudah melandai atau belum, dinilai dari hari per hari saja belum cukup.

"Apabila tren mingguannya makin lama makin menurun, tidak harus banyak, tetapi menurun terus, itulah yang disebut melandai," jelas Wiku.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads