Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) melihat, kurva kasus Corona ini fluktuatif alias naik-turun.
"Kita melihat dalam kecenderungan data yang kita dapatkan pada satu minggu terakhir nampak adanya fluktuasi. Di beberapa daerah, ada kecenderungan yang konsisten meningkat semakin sedikit, namun di beberapa daerah ada juga yang tidak konsisten," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri), dalam siaran langsung via kanal YouTube BNPB Indonesia, Minggu (10/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fluktuasi ini membuat kesimpulan susah untuk ditarik. Untuk saat ini, masih sulit untuk mengatakan tren kasus Corona di Indonesia mengalami penurunan atau bakal mengalami lonjakan tajam. Penyebaran virus Corona semakin sulit diprediksi.
"Di beberapa daerah juga belum terbentuk pola grafik konsisten yang susah kita tebak dari hari ke harinya," kata Yuri. "Beberapa hari kita melihat penambahan jumlah kasus tidak banyak, tapi di beberapa hari terakhir terjadi penambahan yang cukup signifikan.
Menanggapi pemakaian istilah 'kurva melandai' ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencoba menjelaskannya secara utuh. Kurva tak boleh dilihat hanya dari ukuran hari per hari saja.
"Jadi sebenarnya yang dimaksud dengan kurva melandai ini adalah tren yang harusnya kita lihatnya tidak boleh hanya harian, tetapi mingguan," kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas, Wiku Adisasmito, dalam keterangannya kepada wartawan lewat akun YouTube Sekretariat Kabinet RI, Senin (11/5/2020).
Profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) ini mengatakan tren perkembangan penyebaran virus Corona bisa dilihat dari kurva. Kurva itu sendiri tergambar dari data-data mengenai laju pertambahan kasus baru COVID-19 per hari atau per pekan. Namun untuk melihat apakah COVID-19 sudah melandai atau belum, dinilai dari hari per hari saja belum cukup.
"Apabila tren mingguannya makin lama makin menurun, tidak harus banyak, tetapi menurun terus, itulah yang disebut melandai," jelas Wiku.