Kang Emil Bicara Manajemen Penyimpanan Telur Bansos Agar Tetap Berkualitas

Kang Emil Bicara Manajemen Penyimpanan Telur Bansos Agar Tetap Berkualitas

Abu Ubaidillah - detikNews
Senin, 11 Mei 2020 19:53 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Foto: dok pemprov jabar
Jakarta -

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil menyebut bahwa telur dan sembako yang menjadi bagian bantuan sosial (bansos) non tunai provinsi berkualitas. Jika ternyata ada masalah yang datang dari gudang, Kang Emil minta perbaiki manajemen gudangnya.

"Yang pasti sampai ke rumah penduduk harus berkualitas. Kalau bermasalah di manajemen waktu, si telurnya jangan diberi dulu ke gudang itu seusai waktu penyaluran yang aman dan bisa dilaksanakan," ujar Kang Emil dalam keterangan tertulis, Senin (11/5/2020).

Sementara itu, Ketua Divisi Logistik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat, Mohammad Arifin Soedjayana menegaskan telur yang menjadi bagian bansos tepat mutu dan layak dikonsumsi karena pihaknya menerapkan prosedur yang ketat antara lain tidak busuk, tidak berbau, dan tidak kadaluarsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arifin menambahkan, strategi yang dipakai pihaknya adalah menggeser telur-telur yang sebelumnya tersimpan di Gudang Bulog Kabupaten Garut untuk segera dibagikan di Tasikmalaya sehingga masih layak dikonsumsi. Ia juga menampik kabar yang menyebut bahwa telur di Garut untuk bansos busuk.

Lebih lanjut Ia menyebut bahwa telur memiliki manajemen penyimpanan khusus di mana tidak boleh disimpan lebih dari 4 hari di gudang agar bisa dikonsumsi.

ADVERTISEMENT

"Sebelum empat hari, kalau tidak bisa disalurkan di situ, kita geser ke daerah tetangganya yang sudah siap menyalurkan. Dalam hal ini saat Garut belum siap menyalurkan bantuan, kita sudah geser itu telur duluan ke Tasikmalaya," jelas Arifin.

Dengan penerapan standar mutu ini pihaknya menjamin telur yang tersimpan di gudang Bulog Garut maupun daerah lain tidak busuk alias segar. Pihaknya segera bergerak cepat menggeser telur mencegah pembusukan.

"Tapi kalau Selasa (12/5) belum juga dibagikan, harus digeser lagi ke Tasikmalaya yang sudah siap, dan yang di Garut diganti lagi dengan yang baru," lanjutnya.

Sebagai catatan, masa layak konsumsi telur adalah sampai 12 hari. Namun Arifin menyebut pihaknya tidak mau mengambil batas waktu maksimal sehingga menerapkan batas kadaluarsanya yakni 10 hari dengan asumsi maksimal 4 hari harus dibagikan.

Selama ini menurutnya, hanya telur yang dipasok dari daerah asalnya seperti telur yang dipasok di Garut berasal dari daerah Garut, begitu juga dengan Ciamis atau Tasikmalaya. Pihaknya tak mau gegabah menyediakan kebutuhan Bekasi misalnya dengan memasok telur dari Ciamis yang berjarak jauh. Hal ini karena daya tahan telur lebih singkat dibanding bantuan pangan lainnya.

Arifin memastikan di Jawa Barat dengan manajemen penyimpanan dan distribusi yang ketat, belum ada kasus telur yang busuk di tempat penyimpanan atau gudang.

"Kalaupun tidak terserap untuk dibagikan ke daerah tetangga, telur-telur tersebut akan segera dimasak di dapur umum dan kalaupun ada yang rusak akan segera dimusnahkan," pungkasnya.

(ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads