5 Usul Psikolog yang Harus Ditaati Masyarakat agar Kurva Corona Landai

5 Usul Psikolog yang Harus Ditaati Masyarakat agar Kurva Corona Landai

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Minggu, 10 Mei 2020 14:13 WIB
Psikolog politik Hamdi Muluk
Psikolog politik Hamdi Muluk (tangkapan layar)
Jakarta -

Psikolog politik, Hamdi Muluk membeberkan beberapa metode kebijakan yang harus dipatuhi masyarakat untuk melandaikan kurva penyebaran virus Corona (COVID-19). Pertama adalah memastikan komunikasi risiko terjalin baik agar masyarakat tahu seberapa bahaya virus Corona ini.

"Pertama masalah risk communication ini, komunikasi risiko. Jadi pemerintah atau siapa pun harus memastikan bahwa komunikasi ke masyarakat tentang seluk-beluk COVID-19 ini sampai secara proporsional, secara tepat, secara akurat sehingga tidak ada informasi yang simpang siur, keliru," kata Hamdi melalui siaran langsung dari kanal YouTube BNPB, Minggu (10/5/2020).

Manajemen informasi saat ini, menurut Hamdi, dirasa sangat penting dalam mempengaruhi perilaku masyarakat. Hal ini untuk mengantisipasi informasi keliru yang diterima masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi manajemen informasi ini kata kunci karena ini akan mempengaruhi pola pikir orang. Informasi yang masuk mempengaruhi emosi orang, mempengaruhi cara orang berperilaku. Jadi sebagus mungkin,seakurat mungkin, itu yang kita inginkan jangan sampai menjadi keliru, jadi ambigu, apalagi berkembang jadi hoax, rumor, ada juga teori konspirasi berkembang. Jangan sampai ke masyarakat," kata Hamdi.

Selanjutnya, Hamid menyebut protokol kesehatan menjadi aspek kedua yang harus dilakukan oleh masyarakat. Dari mulai mencuci tangan, memakai masker, juga menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan.

ADVERTISEMENT

"Yang kedua, aspek higienitas ini kebijakannya jadi masalah protokol kesehatan. Masalah tadi, kita cuci tangan, pakai masker, menjaga kebersihan badan pribadi, menjaga kebersihan rumah lingkungan, menyemprot disinfektan itu supaya maksimal," ujarnya.

Hamdi mengatakan pembatasan jarak fisik yang dicanangkan pemerintah harus dilakukan penuh oleh masyarakat. Dalam hal ini, Hamdi menyebut peran pemerintah yang harus senantiasa mengawal ketat proses ini di masyarakat.

"Ketiga masalah pembatasan fisik gitu ya, jadi kita mengenal istilah social distancing kan ini seberapa ketat itu. Ada macam-macam variasi, paling ketat gitu ya total, lockdown itu atau nanti karantina wilayah atau seperti kita melihat tengah-tengah sekarang PSBB (pembatasan sosial berskala besar)," ujarnya.

Tak kalah penting, Hamid menyoroti bagaimana persoalan tes cepat massal ini agar segera dilakukan secara meluas dan menyeluruh oleh pemerintah. Sehingga, dengan begitu, pemetaan lokasi zona merah bahkan hijau bisa dengan cepat terdeteksi.

"Keempat adalah kebijakan selalu meng-address persoalan bagaimana mempercepat tes massal itu, rapid test ya supaya kita tahu pemetaan mana lokasi yang merah, mana lokasi yang setengah merah, hijau, sedang dan seterusnya. Supaya kita tahu mana yang perlu ditutup, mana yang tidak ditutup. Jadi rapid test ini perlu diusahakan secepat mungkin seluas mungkin," katanya.

Lebih lanjut, Hamid menyebut pada aspek kelima berada pada masalah terapi yang berhubungan dengan pengobatan medis. Untuk itu, Hamid mengatakan rumah sakit harus senantiasa memaksimalkan pelayanan medis, terutama memastikan peralatan tersedia dengan lengkap.

"Kelima baru adalah masalah terapinya, terapi medis ya pengobatan. Nah ini kan hospitalisasi ya, bagaimana memaksimalkan rumah sakit, alat-alat APD (alat pelindung diri) lengkap, semua peralatan medis lengkap, ventilator dan seterusnya ini, ini aspek kurasi ya," katanya.

Hamdi meminta masyarakat untuk tetap yakin dan optimis pandemi Corona ini akan cepat berlalu. Untuk itu, kata Hamid, perlu sinergi dari seluruh pihak untuk berkontribusi melawan virus mematikan ini.

"Yakinlah ini akan berlalu, di dunia ini pandemi ini, timbul secara reguler kok, tahun 1908 ada, tahun 1932 muncul lagi, nanti ini akan berakhir. Kita hanya perlu sabar, kita perlu menyatukan seluruh gerak kita, seluruh hati, seluruh tenaga, seluruh motivasi, seluruh keinginan, untuk satu titik, kita ingin cepat-cepat kita landaikan. Tentu kontribusi semua orang, kita tidak boleh egois," ujarnya.

(zlf/zlf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads