Pakar Tim Gugus Tugas COVID-19 Wiku Bakti Bawono Adi Sasmito mengatakan kurva virus Corona bisa landai bila penularannya diputus dengan cara bersama-sama menerapkan perilaku hidup sehat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menilai tingkat kepatuhan masyarakat sendiri saat ini masih cukup rendah.
"Masa hari gini Gugus Tugas masih mengimbau, itu sih sudah tahu masyarakat bahwa kasus itu bisa menurun asal kalau tingkat masyarakat patuh, tapi kenyataannya nggak. Kalau kita lihat misal ini menggunakan data mobile Google ya, itu seluruh Indonesia cuma 50% yang patuh," kata epidemiolog FKM UI, Pandu Riono saat dihubungi, Sabtu (9/5/2020).
Pandu menilai perilaku hidup sehat seperti mencuci tangan masyarakat sulit dipantau oleh pemerintah. Padahal menurut Pandu, masyarakat dapat dilibatkan perannya sebagai pelaku utama untuk hidup sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (patuh) tinggal di rumah, iya yang bisa dimonitorkan yang tinggal di rumah, kita kan enggak bisa tahu banyak hal seperti perilaku cuci tangan, perilaku pake masker, nggak mungkin dilihat secara global atau secara nasional," ujar Pandu.
Pandu melihat selama ini pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bersifat hanya dari pemerintah ke masyarakat. Oleh karena itu, dia menyarankan pembatasan sosial berbasis komunitas dimana peran masyarakat diutamakan untuk menurunkan kasus virus Corona.
"Tapi itu bisa dimonitor kalau PSBB nya itu bukan dari atas ke bawah, selama ini kan PSBB dari atas ke bawah, masyarakat dilupakan, masyarakat cuma disuruh-disuruh, diimbau, disuruh, diimbau, nggak pernah diberi peran sebagai pelaku utama," ucap Pandu.
"Hari gini masih tidak melibatkan peran masyarakat, masyarakat itu harus bisa dipercaya melakukan pembatasan sosial berbasis masyarakat atau berbasis komunitas," sambungnya.
Menurut Pandu, masyarakat Indonesia dikenal memiliki solidaritas yang tinggi. Dia mencontohkan pembatasan sosial berskala komunitas yang bisa diterapkan oleh masyarakat.
"Misalkan lingkungan suatu kompleks, mungkin tingkatnya RW, kalau Jakarta, di situ kepala RW nya sama masyarakat melakukan mengawasi warganya, kalau masih ada yang belum pakai masker diingatkan. Terus dibangun tempat cuci tangan di beberapa titik, kalau orang mau masuk ditanya mau apa dan sebagainya, di desa juga begitu," imbuhnya.
Sebelumnya, untuk melawan pandemi ini, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengajak masyarakat bersama-sama melakukan Gerakan Kurva Landai. Pakar Tim Gugus Tugas COVID-19 Wiku Bakti Bawono Adi Sasmito mengatakan kurva Corona bisa landai bila penularannya diputus dengan cara bersama-sama menerapkan perilaku sehat.
"Salah satu caranya untuk melandaikan kurva adalah memastikan bahwa kita tidak menularkan dan orang lain tidak menularkan kepada kita. Caranya adalah mengubah perilaku, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker, dan menjaga imunitas tetap tinggi," ujar Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Sabtu (9/5).