Atasi Corona, HNW: Pemerintah Harus Fokus & Disiplin dengan Kebijakan

Atasi Corona, HNW: Pemerintah Harus Fokus & Disiplin dengan Kebijakan

Alfi Kholisdinuka - detikNews
Jumat, 08 Mei 2020 18:56 WIB
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid hadiri Muktamar IX Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam di Bandung. Di hadapan ratusan peserta, HNW turut berikan sosialisasi
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan pemerintah hendaknya jangan hanya rakyat yang diminta berdisiplin dan menjadikan ketidakdisiplinan warga sebagai kambing hitam atas menyebarnya bencana nasional COVID-19.

Menurut HNW, Indonesia masih menganut sistem paternalistik yang mementingkan keteladanan dari para pimpinan bangsa. Karena itu bila Warga diwajibkan berdisiplin agar COVID-19 segera teratasi, maka pimpinan bangsa harus jadi teladan soal kedisiplinan ini.

"Jangan sampai terjadi sebuah kebijakan, diklarifikasi dengan kebijakan lainnya. Atau bahkan yang berbeda esensi. Situasi itu mengesankan adanya ketidak disiplinan pada para pimpinan negara, dengan apa yang dulu pernah disampaikan pak Jokowi bahwa tidak ada visi dan misi menteri, yang ada adalah visi serta misi Presiden," ujar HNW dalam keterangannya, Jumat (8/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menilai permintaan presiden agar kurva COVID-19 harus landai pada bulan Mei dengan cara apapun, tidak akan pernah terjadi kecuali pemerintah berdisiplin memberikan keteladanan dalam penanganannya. Salah satunya dengan kebijakan yang tepat dan tidak simpang siur.

"Pemerintah seharusnya fokus dan berdisiplin dengan kebijakan yang memprioritaskan keselamatan rakyat yang kesulitan akibat COVID-19. Tetapi yang muncul adalah dengan payung hukum Perpu 1/2020, yang tidak fokus untuk atasi darurat kesehatan dan dampaknya pada rakyat korban COVID-19," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Perpu itu, kata dia, rawan terhadap kepentingan pebisnis besar dan bisa mengarah pada abuse of power serta korupsi. Mestinya pemerintah juga berdisiplin dengan kebijakan refocusing dan realokasi anggaran dan program untuk atasi COVID-19. Tapi ternyata masih ada anggaran dan wacana untuk melanjutkan program-program yang tidak urgent. Seperti kartu pra kerja dan pembangunan ibukota baru.

"Kedisiplin yang juga penting dicontohkan oleh para petinggi pemerintah adalah koordinasi dan komunikasi publik terkait kebijakan yang dikeluarkan. Nyatanya, publik malah dipertontonkan perbedaan antara Presiden dengan Menteri Perhubungan soal istilah Mudik dan Pulang Kampung. Juga perbedaan antara Menkopolhukam dengan Menko Maritim dan Investasi soal larangan mudik di seluruh Indonesia atau cukup PSBB saja," jelasnya.

Lebih lanjut HNW menuturkan ada juga perbedaan antara Menkeu yang bilang bahwa MenPUPR sudah merealokasi anggaran infrastruktur untuk pembangunan Ibukota baru. Sedangkan MenPUPR, malah mengatakan, sebaliknya tidak ada anggaran KemenPUPR yang direalokasi untuk proyek ibukota baru, karena anggarannya tidak ada, juga karena proyek itu belum ada payung hukumnya.

"Juga tak sinkronnya kebijakan Menlu dan Menkumham soal TKA China, antara Pemerintah Pusat yang izinkan TKA China dan Pemprov Sultra serta Pemda terkait yang menolaknya," ucapnya

"Jokowi harusnya tegas dan mendisiplinkan para Menteri, agar tak membingungkan Rakyat dan pejabat di daerah, supaya mereka bersatu padu dan efektif tangani COVID-19," imbuh dia.

Agar pemerintah bisa efektif mengatasi COVID-19, kata HNW, Jokowi harus tampil pegang kendali dan hadir memimpin langsung penanganan wabah nasional COVID-19 bersama Pimpinan Gugus Nasional, serta para Gubernur dan para pakar terkait. Pemerintah juga harus disiplin dalam pelaksanaan keputusan yang sudah telat seperti PSBB.

"Jangan sampai malah bikin bingung rakyat maupun aparat di lapangan," pungkasnya.

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads