Indonesia tengah membikin alat tes virus Corona sendiri. Tak lama lagi, karya anak bangsa itu bakal digunakan untuk mengetes orang-orang, tujuannya supaya penyebaran COVID-19 lebih terkendali.
Ada beragam jenis alat tes Corona buatan lokal. Informasi mengenai alat-alat tes buatan dalam negeri ini sudah disiarkan sejak awal pekan. Segera, alat penting itu bakal diproduksi puluhan ribu unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senin (4/5), Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengabarkan bahwa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang memproduksi alat tes cepat (rapid test). Saat itu, pembuatan rapid test tinggal kurang sedikit lagi, lebih tepatnya kurang 2 komponen saja yang sebagian impor.
"Kalau 2 komponen tiba minggu-minggu ini, maka minggu depan BPPT bisa memproduksi rapid test antibodi sebanyak 50 ribu per bulan," katan Doni saat konferensi pers.
![]() |
Doni mengatakan saat ini BPPT sedang menunggu 2 komponen alat rapid test untuk merampungkan produksinya. Jika sudah lengkap 10 komponen, diperkirakan BPPT akan memproduksi rapid test antibodi 50.000 per bulan.
Sehari kemudian, yakni Selasa (5/5/), giliran Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro yang berbicara. Dia telah berbicara ke Doni Monardo, topiknya yakni juga soal alat tes bikinan lokal. Dalam waktu dekat pemerintah akan meluncurkan 10 ribu rapid test kit Corona
"Kemenristek dalam melaksanakan dan mengintegrasikan kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) berupaya merespon kebutuhan mendesak penanganan COVID-19. Ditargetkan pekan depan 10 ribu rapid test kit selesai diproduksi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (5/5).
Simak video WHO Tegaskan Virus Corona Terjadi Alamiah:
Pihak yang mengerjakan pembuatan alat tes Corona itu adalah konsorsium riset BPPT dengan Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Rapid test ini mendeteksi virus menggunakan antibodi Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin M (IgM) di dalam darah.
Ternyata dalam daftar riset dan pengembangan, tak hanya alat tes cepat (rapid test) saja yang tengah dikerjakan. Ada pula tes berbasis Polymerase Reaction Chain (PCR) yang tengah dikerjakan di Indonesia.
Rinciannya, ada rapid diagnostic test microchip. Alat ini adalah unit tes produksi BPPT berbasis antigen, dapat mendeteksi mulai hari ke-2 infeksi. Saat ini, microchip sudah jadi, namun perlu waktu 3 bulan lagi untuk bisa diproduksi dalam jumlah banyak.
![]() |
Ada lagi rapid test berbasis LAMP (loop-mediated isothermal amplification). Alat rapid test jenis ini adalah produk dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Reagen tidak sama dengan test kit berbasis PCR, sehingga diharapkan lebih mudah diperoleh. Sebagaimana diketahui, saat ini reagen adalah barang yang banyak dicari untuk uji PCR.
Selanjutnya, ada PCR Diagnostic Test Covid-19 (Test Kit Berbasis PCR) yang diproduksi BPPT. Alat ini diberi nama 'Indonesia TFRIC-19, BioCov 19'. Persiapan produksi 10 boks untuk validasi dan registrasi (3 Mei). Saat ini, alat ini izin produksi/sertifikat untuk Cara Pembuatan Alat Kesehatan Yang Baik (CPAKB) sudah diperoleh, namun validasi produk sedang berproses. Targetnya, alat PCR buatan Indonesia ini akan diproduksi 50 ribu buah pada bulan ini juga.
Kita nantikan saja karya-karya anak bangsa itu.