Perekonomian Bogor disebut terdampak signifikan karena pandemi virus Corona (COVID-19). Meski begitu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku tak berharap banyak pemerintah pusat.
Dalam diskusi online DPP PAN bertajuk 'Nasib Pekerja: Kena PHK tapi Dilarang Mudik Lantas Bagaimana Solusinya', Jumat (1/5/2020), Bima Arya mengungkap ada 50% lebih warga Bogor yang terdampak ekonominya karena Corona. Ia menyatakan pihaknya tengah mengkaji apa yang akan dilakukan untuk menanggulanginya.
"Setelah kita pelajari data secara umum dan spesifik berapa, kita lihat langkah apa yang kita lakukan," kata Bima Arya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waketum PAN ini pun mengaku tidak akan berharap banyak ke pemerintah pusat. Bima Arya lebih memilih untuk me-refocusing anggaran di APBD. Pemkot Bogor diketahui mengalokasikan Rp 144 miliar untuk penanganan Corona.
"Kita tidak harapkan banyak dari pemerintah pusat, uncertain semuanya kapan turunnya, kapan jumlahnya. Mari kita lihat apa yang kita punya. Saya perintahkan agar APBD ulang dan lakukan refocusing. Rp 144 miliar kita anggarkan untuk COVID, pertama aspek penanganan medis, kedua aspek jaring pengaman social, ketiga recovery economy," tuturnya.
Untuk saat ini, Pemkot Bogor fokus pada tigas aspek tersebut. Untuk pemberdayaan ekonomi seperti UMKM, PKL, buruh dan sebagainya, cluster dinas-dinas di Pemkot yang akan membawahinya langsung.
"Kita lihat persoalan mereka sulit bahan baku, pasar hilang. Kita fokus di sana, kita fasilitasi bahan baku, BLT dan pembelian produk oleh dinas-dinas. Misalnya APD gitu," sebut Bima Arya.
(elz/dhn)