Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan puncak virus Corona (COVID-19) di wilayahnya terjadi pada Juli. Namun, kondisi tersebut hanya bisa terjadi jika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan dengan baik.
Bima mengatakan perkiraan itu berdasarkan prediksi pakar epidemiologi. Selain itu, didasari data dan informasi yang dirilis pemerintah.
"Setelah 40 hari cuti saya pelajari data-data, kuncinya data dan informasi yang kita dapat dari stakeholders. Dari prediksi yang dipaparkan oleh pakar epidemiologis diperkirakan puncak dari COVID-19 di Kota Bogor ini puncaknya Juli," kata Bima dalam diskusi virtual, Jumat (1/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Bima menegaskan prediksi ini hanya akan terjadi apabila masyarakat patuh menjalani kebijakan PSBB. Jika PSBB longgar, pandemi COVID-19 masih akan melanda Kota Bogor hingga akhir tahun.
"Itu pun kalau kita sekarang sampai 2 bulan ke depan betul-betul tegas (PSBB). Kalau kita lihat PSBB kendor akan panjang lagi, mungkin pick (session)-nya bukan Juli (tapi) sampai akhir tahun," jelasnya.
Bima menuturkan wabah virus Corona yang melanda Indonesia merupakan ujian untuk seluruh masyarakat. Jadi, menurut dia, dibutuhkan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi pandemi ini.
"Ini ujian untuk semua, hari ini kita butuh kepemimpinan kolaboratif. Modal dari pemerintah saja tidak membangun. Bukan saja hanya kolaborasi membangun aplikasi, tapi menciptakan peluang baru. Kita akan antisipasi. Desain kegiatan 2021 pun bahasanya recovery. Ketika sudah normal, gitu kira-kira jadi kuncinya collaborative government," pungkas Bima.
(mae/mae)