Lebih lanjut, Saleh mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Seperti pemanfaatan dana alokasi khusus yang tepat sasaran.
"Kita mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pelayanan kesehatan termasuk memperbaiki sarana kesehatan di darah di Seluruh Indonesia. Karena itu dana alokasi khusus itu betul-betul harus dimanfaatkan efektif mungkin supaya bisa menciptakan Puskesmas dan Rumah Sakit dipergunakan oleh masyarakat," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Saleh juga meminta pemerintah untuk menuntaskan permasalahan rasio dokter di Indonesia. Saleh menyebut sebaran dokter di Indonesia tidak merata.
"Jadi soal dokter di Indonesia itu tidak seimbang, terutama dokter yang ada di kota dan daerah. Jadi kalau di kota biasanya dokter lengkap, dokter spesialis lengkap. Kalau di daerah menurut pantauan saya itu tidak lengkap dokter spesialisnya. Jadi kadang-kadang yang ada itu kadang spesialis kandungan, sementara dokter dokter mata, lainnya belum ada. Itu masih menjdi tantangan pemerintah untuk melengkapi itu," sebut saleh.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan masalah di sektor kesehatan terlihat saat Indonesia terdampak wabah virus Corona (COVID-19). Jokowi mencontohkan masalah bahan baku obat hingga produksi alat kesehatan.
"Sebagai contoh, apa yang terjadi di sektor kesehatan, industri farmasi, bahan baku obat, kita saat ini masih impor, 95 persen masih impor. Alat-alat kesehatan, ada tidak? Apa yang bisa kita produksi sendiri dan apa saja yang kita beli dari negara lain? Sekarang kelihatan semuanya," ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (30/4).
Jokowi juga menyinggung rasio dokter dan tenaga medis saat menghadapi pandemi COVID-19.
"Lalu bagaimana dengan tenaga medis, rasio dokter, rasio dokter spesialis, perawat, apa cukup menghadapi situasi seperti saat ini?" kata Jokowi.
(lir/zak)