Kabur dari Bui untuk Bunuh Istri, Napi Cemburu Tewas Didor Polisi

Round-Up

Kabur dari Bui untuk Bunuh Istri, Napi Cemburu Tewas Didor Polisi

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 01 Mei 2020 08:15 WIB
Ilustrasi napi/tahanan kabur (Andhika-detik)
Foto: Ilustrasi napi/tahanan kabur (Andhika-detik)
Jeneponto -

Pelarian salah seorang napi Rutan Kelas II-B Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Usman (31) terhenti. Kehidupan napi yang kabur untuk membunuh sang istri pun berakhir usai dirinya didor polisi.

Usman dilaporkan kabur dari Rutan Kelas II-B Jeneponto pada saat ibadah salat Jumat pada 17 April 2020. Dia kabur saat salat Jumat bersama Kepala Rutan Kelas II-B Jeneponto, Hendrik.

"Makanya waktu sujud, orang kan dia ndag tau ini, jadi keluar dari situ, belok ke kanan itu kan sudah ndag kelihatan. Jadi waktu dia sujud orang ndag kelihatan," ujar Hendrik saat berbincang dengan detikcom, Selasa (21/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hendrik mengatakan Usman nekat kabur dari rutan karena ingin membunuh istrinya yang disebut memiliki selingkuhan. Hendrik menyebut rencana Usman itu diketahui berdasarkan pengakuan warga rutan yang mendengar langsung pengakuan Usman sebelum kabur.

"Kalau yang Usman itu memang ada rencana mau bunuh istri dan selingkuhannya. Ini kabar dari semua teman-teman warga binaan di dalam, memang agak stres dia ini (karena istri selingkuh)," terang Hendrik.

ADVERTISEMENT

Namun, dalam pesan singkatnya, Usman mengaku hanya ingin membunuh selingkuhan sang istri. Akibat menerima pesan singkat dari sang suami, istri Usman sempat diamankan ke rutan untuk dimintai keterangan. Kepada petugas Rutan, istri Usman mengatakan bahwa suaminya adalah orang yang memang nekat.

"Dalam WA (WhatsApp) sama istrinya dia tidak akan bunuh istrinya, cuma dia akan bunuh teman selingkuhannya," kata Hendrik kepada detikcom, Rabu (22/4).

"Usman itu orangnya keras kepala dan nekat," imbuh Hendrik yang mengutip pernyataan istri Usman.

Kendati demikian, kata Hendrik, selama menjalani masa tahanan di Rutan Usman justru dikenal sebagai pria yang taat ibadah. Usman juga dikenal sebagai orang yang pendiam.

"Pendiam dan rajin ibadah di masjid selama di Rutan," sebut Hendrik.

Setelah dilakukan pencarian, jejak Usman terendus oleh polisi. Usman bersembunyi di rumah yang yang berada di Baddo Pangkayya, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Jeneponto.

Pada 29 April sekitar pukul 01.00 Wita polisi tiba di lokasi persembunyian Usman. Usman mengumpat di atap rumah.

Ketika diminta menyerah, Usman malah melawan. Dia mengayunkan sebilah parang ke arah polisi.

"Namun anggota langsung mengeluarkan senjata api kemudian menyuruh pelaku untuk tenang dan menyerahkan diri. Namun pelaku tidak menghiraukannya, dan saat itu pelaku langsung melompat dari atas rumah," ujar Syahrul kepada wartawan, Rabu (29/4).

Saat mendarat di tanah, kata Syahrul, Usman terjatuh bersama dengan parang miliknya. Bukannya menyerah, Usman justru mencabut sebilah badik di pinggangnya dan kembali menyerang polisi.

Menurut Syahrul, pihaknya saat itu juga melakukan tembakan peringatan sebanyak 5 kali. Tapi Usman tetap tidak mengindahkannya sehingga polisi terdesak.

"Dengan keadaan mendesak dan sangat perlu untuk menyelamatkan anggota dari ancaman yang membahayakan nyawanya, dilakukan pelumpuhan dengan penembakan ke arah pelaku hingga mengenai paha kanan sebanyak 1 kali," cerita Syahrul.

"Namun pelaku masih saja tetap melakukan perlawanan dengan mengayunkan badiknya ke arah anggota, sehingga dilakukan penembakan ke arah pelaku sebanyak satu kali, dan mengenai punggung sebelah kanan," imbuhnya.

Dua tembakan tersebut membuat Usman melepaskan badiknya dan polisi leluasa mengamankan. Usman kemudian dibawa ke RSUD Lanto Daeng Pasewang, Jeneponto. Namun, nyawanya tidak tertolong.

"Dalam keadaan masih bernafas dan bergerak dalam perjalanan, akan tetapi setelah sampai di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa pelaku telah meninggal dunia," terang Syahrul.

Halaman 2 dari 2
(zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads