Imbas wabah Corona (COVID-19) dirasakan oleh Nyai Lani (60), pedagang bunga di TPU Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor. Biasanya, Nyai Lani meraup untung banyak jelang Bulan Ramadan karena banyak peziarah makam.
"Ini karena wabah Corona saja, menurun, menurun, menurun. Kalau saya nggak jualan, saya (pendapatan) per harinya dari mana. Tahu sendiri saya nggak ada (suami) yang cariin (nafkah)," kata Nyai Lani saat ditemui detikcom di TPU Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (21/4/2020).
Di situasi sekarang, Nyai Lani mendapat penghasilan sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per harinya. Itu pun, bila dagangannya ada yang membali. Dia menceritakan terkadang kembang jualannya tak laku sama sekali, akibatnya kembang busuk dan dia merugi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Justru itu ruginya banyak. Kalau enggak ada wabah Corona, di atas segitu (pendapatan), dapat sehari," ucap lirih Nyai Lani.
Meski demikian, Nyai Lani tetap optimis berjualan. Dia sudah membuka lapak dagangannya sedari pukul 06.00 WIB.
"Ada yang takut (Corona) ini. Kadang kan kalau lagi nggak laku, kan (warna bunga) sudah pada pudar dong, dibuang," lanjutnya.
Pedagang bunga lainnya, Nurjanah (58) menambahkan, dia bisa mendapat Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu per harinya menjelang Ramadan ini saat kondisi normal. Namun di tengah pandemi Corona ini, Nurjanah mengaku pendapatannya merosot menjadi Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu per hari.
Senada dengan Nyai Lani, Nurjanah juga mengaku bunganya terkadang tak laku sama sekali. Wabah virus Corona menyebabkan penjualan kembang di sekitaran makam menjadi anjlok.
"Sepi (peziarah), nggak kaya tahun kemarin. Kalau tahun kemarin, abis 10 ember (kembang). Kalau sekarang mah tuh lihat saja 2 ember," jelas Nurjanah.