DKI-Jabar Terbanyak Kasus Corona, Pemerintah: Physical Distancing Tak Jalan

DKI-Jabar Terbanyak Kasus Corona, Pemerintah: Physical Distancing Tak Jalan

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Minggu, 29 Mar 2020 05:32 WIB
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020). Dalam keterangan persnya Achmad Yurianto menyampaikan sebanyak empat orang dinyatakan suspect virus Corona karena telah melakukan kontak langsung dengan warga Depok yang positif sebelumnya dan mengalami gejala-gejala awal seperti Influenza yang kini tengah diobservasi dan menunggu hasil pasti dari pemeriksan laboratorium. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Achmad Yurianto (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta -

Data penyebaran kasus positif virus Corona menunjukkan bahwa wilayah terbanyak ada di DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabar). Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto menilai masih ada kontak dekat dan physical distancing tak efektif di wilayah tersebut.

"Kira-kira kalau kasus nambah itu ada penularan nggak di luar? Kalau ada penularan berarti ada sumbernya, ada yang positif. Berarti di daerah itu positifnya banyak yang masih di masyarakat," ujar Yuri saat dihubungi, Sabtu (28/3/2020).

Yuri mengatakan, kontak dekat masih terjadi antara orang yang sehat dan orang yang terinfeksi. Dia menyimpulkan bahwa physical distancing belum diterapkan dengan baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedua berarti masih ada kontak erat, ya berarti di daerah itu kontak eratnya masih banyak, berarti physical distancing nggak jalan kan. Ya itulah penyebabnya kenapa kasus itu masih banyak," ungkapnya.

Yuri mengatakan tidak adanya jaga jarak tersebut penularan virus akan terus terjadi. Dia menyebut jika tak ada kontak dekat, dapat dipastikan Corona tidak akan menular.

ADVERTISEMENT

"Kalau tidak ada kontak kan penyakit nggak nular. Ini yang berkali-kali saya katakan bahwa kita membaca datanya begitu. Kalau masih ada kasus positif berarti penularan masih terjadi, berarti masih ada sumber dan ada orang yang kontak dekat dengan sumber. Artinya physical distancing nggak jalan," tuturnya.

Yuri menyebut apabila orang terpapar corona, namun memiliki imunitas yang baik maka virus akan hilang dengan sendirinya. Namun jika masih ada kontak dekat virus akan terus menyebar.

"Jadi kalau misalnya ada orang sakit dia sendirian, kemudian daya tahan tubuhnya bagus virusnya hilang kan. Tetapi kemudian dia sakit virusnya masih ada di badan dan nular ke orang lain berarti ada sumbernya dan ada ketularan. Itulah kenapa kita berkali-kali berbicara physical distancing. Jadi nggak ada kebijakan lain kecuali itu," jelas dia.

Dengan demikian Yuri menegaskan bahwa menjaga jarak adalah hal mutlak yang harus dilakukan. Dia mengajak masyarakat untuk merubah perilaku untuk mencegah penyebaran Corona.

"Iya karena itu yang harus dilakukan, dan itu kan tidak butuh obat kan. Butuh perilaku, jadi yang dibutuhkan perubahan perilaku," sebut Yuri.

Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia naik menjadi 1.155 kasus. Jumlah kasus positif paling banyak berasal dari DKI Jakarta dan Jawa Barat.

"Total kasus menjadi 1.155. Kasus kematian pada periode sebanyak 15 orang, sehingga total kematian menjadi 102 orang," kata juru Yuri dalam konferensi pers yang ditayangkan di saluran YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (28/3).

Jumlah kasus terbanyak ada di DKI Jakarta sebanyak 627 Kasus Positif. Sementara Jawa Barat ada pada urutan ke dua sebanyak 119 Kasus Positif.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads