Poin-poin Instruksi Terbaru Jokowi ke Gubernur Tangani Darurat Corona

Round-Up

Poin-poin Instruksi Terbaru Jokowi ke Gubernur Tangani Darurat Corona

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Selasa, 24 Mar 2020 22:17 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Jokowi (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas dengan 34 gubernur se-Indonesia. Jokowi memberikan pengarahan dalam menghadapi virus Corona (COVID-19).

Sejumlah arahan itu disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas lewat video conference yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, pada Selasa, 24 Maret 2020.

Jokowi menegaskan pemerintah pusat tidak mengambil langkah lockdown. Dia juga meminta pemerintah daerah satu visi dalam penanganan Corona dan menghitung secara detail kebijakan yang akan dikeluarkan dan dampaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut poin-poin instruksi terbaru Jokowi kepada gubernur dalam menangani virus Corona:

Tidak Ambil Keputusan Lockdown

Jokowi menegaskan kepada para gubernur bahwa pemerintah pusat tidak akan mengambil keputusan lockdown.

"Ada yang bertanya kepada saya, kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan? perlu saya sampaikan, bahwa setiap negara memiliki karakter yang berbeda-beda, memiliki budaya yang berbeda-beda, memiliki kedisiplinan yang berbeda-beda," kata Jokowi.

Jokowi menunjukkan kertas dan mengatakan sudah melihat kebijakan-kebijakan yang diambil setiap negara dalam menghadapi pandemi corona. Jokowi mengaku memantau perkembangan situasi setiap hari.

Hitung Dampak Kebijakan

Jokowi mengingatkan provinsi untuk menghitung betul dampak kebijakan yang dikeluarkan.

"Oleh sebab itu penanganan COVID-19 kita semuanya harus satu visi memiliki kebijakan yang sama dan saya minta setiap kebijakan-kebijakan yang ada di provinsi semuanya dihitung, baik dampak kesehatan dan keselamatan rakyat kita maupun dampak sosial-ekonomi," kata Jokowi.

Jokowi memberikan contoh kebijakan yang harus dihitung dampak-dampaknya. Semua kebijakan, tegas Jokowi, harus dihitung dampaknya bagi rakyat.

"Saya berikan contoh, misalnya provinsi atau kabupaten kota ini membuat sebuah kebijakan sekolah diliburkan, kantor ditutup semuanya, kemudian tempat-tempat transaksi ekonomi, misalnya pasar ditutup semua," sebut Jokowi.

"Tolong ini betul-betul dihitung betul, dikalkulasi betul dampak sosial ekonomi dan kesehatan yang ada," tegas Jokowi.


Fokus 3 Hal Utama

Jokowi meminta para gubernur berfokus pada 3 hal utama. Apa saja?

Jokowi meminta kepala daerah tetap fokus ke tiga hal. Tiga hal itu meliputi keselamatan, bantuan sosial, dan juga kesiapan menyediakan stok pangan.

"Intinya kita ingin ada 3 hal yang jadi fokus kita. Pertama, keselamatan adalah utama, tetapi siapkan. Yang kedua, social safety net-nya, bantuan sosialnya tolong disiapkan. Ketiga, dampak ekonomi dihitung betul sehingga kesiapan kita dalam menyediakan stok pangan betul-betul ada," kata Jokowi.

Poin-poin Instruksi Terbaru Jokowi ke Gubernur Tangani Darurat CoronaIlustrasi istilah-istilah terkait virus Corona, apakah semua paham? (Danu Damarjati/detikcom)

Skenario Buruk-Ringan Tangani Corona

Jokowi menyiapkan beragam skenario dalam penanganan virus Corona. Jokowi ingin semua dampak virus Corona ini dikalkulasi secara matang.

"Skenario juga telah kita hitung, kita kalkulasi mengenai prediksi dari COVID-19 ini di negara kita Indonesia, bulan April seperti apa, bulan Mei seperti apa, skenario buruk seperti apa, skenario ringan seperti apa dan saya kira ingin kita berada skenario yang ringan, dan kalau memang betul-betul sulit dibendung ya kita paling tidak masuk ke skenario sedang jangan sampai masuk ke skenario paling buruk," kata Jokowi.

Jokowi kemudian mensimulasikan skenario sedang dampak Corona ini di sejumlah daerah. Dia menyebut provinsi yang paling terkena dampak buruk dari Corona terkait buruh adalah Nusa Tenggara Barat (NTB).


Pastikan Ketersediaan Stok

Jokowi meminta kepala daerah memastikan ketersediaan bahan pokok dalam upaya menanggulangi penyebaran virus Corona.

Jokowi berharap pemda memperhatikan keberlangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Saya ingatkan lagi provinsi, daerah juga melihat betul ketersediaan pangan dan bahan pokok dan mempertahankan daya beli masyarakat," ujar Jokowi melalui akun YouTube Setneg, Selasa (24/3/2020).

Jokowi mengatakan pekerja harian harus diperhatikan. Dia ingin memastikan pekerja harian tetap melakukan aktivitas produksinya.

"Tolong dilihat betul keadaan para buruh, terutama para pekerja harian, petani, nelayan dan juga terdampak terlebih dahulu para pelaku usaha mikro kecil, supaya tetap beraktivitas dan berproduksi," jelasnya.

Selain itu, Jokowi meminta pemerintah daerah mengarahkan pekerjaan yang memperdayakan masyarakat desa atau padat karya tunai. Namun kegiatan tersebut harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

Physical Distancing Lebih Cocok

Menjaga jarak antarmanusia, menurut Jokowi, lebih cocok dilakukan di Indonesia.

"Di negara kita memang yang paling pas adalah physical distancing. Menjaga jarak aman, itu yang paling penting," tutur Jokowi.

Jokowi yakin, physical distancing bisa mencegah penyebaran virus Corona. Namun dia menegaskan itu tak akan bisa optimal bila tak ada kedisiplinan.

Kucurkan Bantuan Sosial

Jokowi memperbolehkan daerah untuk menutup beberapa kegiatan dan sektor ekonomi untuk pencegahan virus COVID-19. Namun perlu ada bantuan sosial untuk melengkapi kebijakan tersebut.

"Sehingga dalam APBD dihitung kepada sektor itu yang harus diberikan bantuan sosial kepada mereka. Harus disiapkan, jangan kita tutup tapi tidak dibarengi kebijakan bantuan sosial," kata Jokowi.

Bagi Jokowi, pemerintah boleh saja melakukan beberapa pembatasan. Namun kebijakan itu harus dikaji dengan cermat.

Corona Sulit Dicegah

Saat ini sudah ada 189 negara yang terpapar virus COVID-19. Menurut Jokowi, hal itu menunjukkan bahwa COVID-19 merupakan pandemi yang sangat sulit dicegah masuk ke suatu wilayah.

"Pandemi COVID-19 ini betul-betul sebuah virus yang menjadi pandemi dan sangat sulit untuk dicegah masuk ke sebuah negara, provinsi, kabupaten dan kota," kata Jokowi.

Karena itu, Jokowi meminta penanganan COVID-19 di Indonesia harus satu visi.

Disiplin Isolasi Diri

Jokowi menegaskan isolasi diri membutuhkan kedisiplinan yang kuat.

"Saya yakin bahwa kita akan bisa mencegah penyebaran COVID-19 ini. Tetapi membutuhkan sebuah kedisiplinan yang kuat membutuhkan ketegasan yang kuat," ujar Jokowi.

Ia mencontohkan masih banyaknya warga yang berkeliaran di tempat-tempat umum. Mulai dari pasar hingga pergi ke tempat hajatan.

Menurutnya, mengisolasi sebuah RW hingga kelurahan itu sangat penting. Namun, harus dibarengi dengan kedisiplinan dalam masing-masing insan.

Tampung Keluhan

Jokowi mengaku mendapatkan beragam keluhan. Keluhan itu sebagai dampak dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam penanganan virus Corona.

Keluhan salah satunya datang dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Jokowi mengatakan banyak UMKM yang mengeluh sepinya omzet dan kekhawatiran karena memiliki cicilan atau kredit.

"Kemudian adanya keluhan dari UMKM. Kita kemarin sudah berbicara dengan OJK, OJK akan memberikan kelonggaran relaksasi kredit UMKM untuk nilai kredit di b

awah Rp 10 miliar, baik kredit perbankan maupun industri keuangan nonbank, akan diberikan penundaan cicilan sampai satu tahun dan penurunan bunga," kata Jokowi.

Keluhan yang sama datang dari tukang ojek, sopir taksi, dan nelayan. Jokowi mengatakan keluhan terutama datang dari mereka yang memiliki cicilan atau kredit.

Halaman 7 dari 6
(aan/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads