Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melayangkan protes kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto karena keberatan atas pernyataan Achmad Yurianto dalam video akun YouTube Deddy Corbuzier. Kini, Terawan meminta maaf kepada PPNI atas pernyataan Achmad Yurianto yang membandingkan antara perawat dan roomboy hotel.
"Saya dapat surat kiriman dari protokol TU (Tata Usaha) Menteri Kesehatan, sehari setelah surat keberatan kami layangkan ke Pak Menteri Kesehatan," kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah kepada wartawan, Jumat (20/3/2020).
Harif memastikan surat itu berasal dari Menkes Terawan. Surat dalam bentuk fisik belum dipegangnya karena sudah dua hari ini dia tidak masuk kantor gara-gara negara sedang darurat Corona, sehingga dia belum sempat mengambil suratnya secara fisik dari kantor. Dia baru menerima surat dalam bentuk soft file, dikirim pihak Kementerian Kesehatan ke ponselnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tanggal 18 Maret 2020 kami kirim surat ke Menteri Kesehatan, isinya berupa keberatan atas pernyataan Achmad Yurianto, kemudian pada 19 Maret kami menerima surat permohonan maaf dari Menteri Kesehatan," kata Harif.
Dia menyatakan para perawat terluka hatinya karena dalam kondisi epidemi COVID-19, Yuri menyamakan perawat dengan roomboy hotel. Padahal para perawat sudah melayani pasien COVID-19 dengan risiko tinggi, bahkan bertaruh nyawa. Namun kini Terawan meminta maaf.
"Surat Menkes sedikit mengobati luka hati. Kita memaklumi dan memahami, kami menganggap ini adalah bentuk tanggung jawab pimpinan terhadap perilaku bawahan. Kita apresiasi," kata Harif.
Dia mengatakan banyak perawat yang mengungkapkan ketidakterimaannya kepada Yuri. Para perawat, kata Harif, ingin Yuri meminta maaf secara terbuka. Namun, menurut Harif, permintaan maaf dari Terawan sudah baik, kini ada permasalahan yang lebih besar, yakni COVID-19.
"Saya pikir kita konsentrasi ke permasalahan penanganan COVID-19, walaupun pernyataan tersebut sempat memberi dampak demotivasi," kata Harif.
Surat dari Terawan yang diterima Harif itu berkop Garuda dan bertulisan 'Menteri Kesehatan Republik Indonesia' di bawahnya. Nomor suratnya UM.01.05/Menkes/207/2020. Hal surat itu adalah permohonan maaf kepada PPNI, tertanggal 19 Maret 2020. Surat itu ditandatangani Terawan dengan tinta biru. Begini bunyi suratnya.
Sehubungan dengan surat dari Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional (PPNI) Nomor 0611/DPP.PPNI/S.2/K.S/III/2020, tanggal 18 Maret 2020 hal keberatan atas Pernyataan Dirjen P2P Kemenkes RI, bersama ini saya selaku Menteri Kesehatan menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, atas kalimat yang terucap oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan pada sebuah video yang diunggah di channel youtube Deddy Corbuzier tertanggal 17 Maret 2020 berjudul "Saya Emosi!! Ternyata Benar RS Menolak Pasien Corona!".
Yurianto sendiri menyatakan tidak bermaksud menyamakan perawat dengan roomboy, melainkan dia bermaksud mengkritik rumah sakit yang hanya mengutamakan aspek bisnis ketimbang menjalankan fungsi sosial. Hal ini dia sampaikan untuk menanggapi adanya penolakan oleh rumah sakit terhadap seorang warga yang hendak memeriksakan diri terkait virus Corona. Yuri berpendapat, rumah sakit menjaga citra supaya tetap banyak orang yang berkunjung. Apabila rumah sakit ketahuan merawat pasien Corona, tak ada lagi yang mau berobat ke rumah sakit tersebut.
"Saya kan cuma mengkritisi rumah sakit sekarang yang sekarang kehilangan fungsi sosial, berbisnis, sehingga seperti hotel saja, yang roomboy-nya adalah perawat. Kalau itu marah, marahnya di mana?" kata Yuri, menjelaskan pernyataannya dalam video Deddy Corbuzier tanggal 17 Maret 2020.
![]() |
Namun kini Terawan meminta maaf kepada PPNI. Yuri sendiri tidak langsung membenarkan surat permintaan maaf dari Terawan kepada PPNI itu. Ia mengaku belum tahu surat itu. Namun, dia berpendapat, permintaan maaf Terawan dimaksudkan agar keributan berakhir.
"Biar nggak ribut aja lah," kata Yuri.
Menurut Yuri, ribut-ribut ini tak akan menyelesaikan masalah utama, yakni virus Corona. "Apakah dengan cara itu terus COVID-19 selesai?" tandas Yuri.