Ada RS Tolak PDP Corona demi Citra Semata, Pemerintah Akan Ambil Tindakan

Ada RS Tolak PDP Corona demi Citra Semata, Pemerintah Akan Ambil Tindakan

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 17 Mar 2020 16:30 WIB
Jubir Penanganan Virus Corona Covid-19 Achmad Yurianto
Jubir pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto. (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah menyesalkan sejumlah rumah sakit menolak atau merujuk dengan cara semena-mena orang yang sudah masuk kategori pasien dalam pengawasan COVID-19 atau virus Corona. Asosiasi rumah sakit akan diajak duduk bersama membahas persoalan ini.

Fakta mengenai ada rumah sakit yang menolak PDP Corona itu terungkap dari pengakuan viral seorang perempuan di media sosial. Perempuan itu menyesalkan rumah sakit yang dia datangi, merujuk dia ke RS lain tanpa ada prosedur yang ketat, padahal perempuan itu dinyatakan sebagai PDP.

"Rumah sakitnya tidak mau diketahui oleh siapa pun bahwa dia sedang merawat pasien COVID-19. Inilah yang menjadi PR besar kita. Kita tahu bahwa RS itu tak lagi memiliki fungsi sosial, rumah sakit itu bisnis kok sekarang. Hotel yang room boy-nya nurse," kata jubir pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut disampaikan Yuri di channel YouTube milik presenter Deddy Corbuzier. Yuri mengatakan regulasi yang mengatur rumah sakit sudah jelas. Tidak boleh suatu rumah sakit semena-mena dalam merujuk pasien ke rumah sakit lain.

"Silakan kalau memang tidak mampu merawat, tapi kan ada mekanismenya. Buatlah rujukan yang baik. Antarlah dia atau bikin pemeriksaan penunjang lebih dulu. Yang lengkap. Baru dikirimkan," kata Yuri.

ADVERTISEMENT

"Ini (sambil menunjuk video viral perempuan yang ditolak oleh rumah sakit) kan tidak seperti itu. Jadi ini etikanya tidak benar," kata Yuri.

Yuri akan melakukan pembicaraan ke asosiasi rumah sakit untuk menertibkan hal ini. Ada tahapan-tahapan sebelum sanksi berat dijatuhkan.

"silakanlah Anda kartu kuning. Kalau masih begitu ya kartu merah. Undang-undang rumah sakit itu tegas kok. Ada mekanisme. Memang tidak semua RS itu harus menerima pasien, tentu tidak. Memang ada mekanismenya kok. Misal ada RS didatangi kasus bedah, tapi dia tidak punya dokter bedah. It's oke. Silakan dirujuk," tutur Yuri.

"Ini (menunjuk video viral) prosedurnya yang tidak elegan. Apa yang diucapkan pasien itu kan jelas banget. Sebenarnya itu kan dia memang tidak meminta dirawat. Tapi dia meminta mekanisme yang elegan. Diantar," tutur Yuri.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads