Jumlah positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia terus bertambah dari hari ke hari. Fraksi PKB DPR meminta pemerintah mempertimbangkan untuk mengunci (lockdown) semua akses masuk dari luar negeri.
"Bahkan harus benar-benar dipertimbangkan untuk dilakukan pelarangan pembatasan ketat, termasuk lockdown seperti Italia, agar jangan sampai apa yang terjadi di Italia berlangsung di Indonesia," kata anggota Fraksi PKB Daniel Johan kepada wartawan, Jumat (13/3/2020).
Daniel menilai pemerintah harus mengambil hikmah dari apa yang terjadi di Italia. Di mana, sebut Wakil Ketua Komisi IV DPR itu, rumah sakit di sana sampai tidak bisa menampung pasien terkait Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus benar-benar mengambil hikmah dari Italia yang sampai rumah sakit saja tidak mampu menampung pasien, sehingga korban harus mengisolasi diri secara mandiri di kamar rumahnya," ucapnya.
Daniel menilai pemerintah juga harus memberikan imbauan kepada masyarakat untuk waspada ketika berada di pusat-pusat keramaian. Ketua DPP PKB mengingatkan pemerintah agar mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil kebijakan terkait Corona.
"Sebar papan pengumuman-pengumuman yang tulisan jelas, ke rusun-rusun, pusat keramaian, seperti stasiun, halte, rumah ibadah, agar jangan bersalaman dulu, pakai sarung tangan, hindari kerumunan untuk sementara dan sejenisnya," tutur Daniel.
Dear Warga Jakarta, Ini Pesan Anies Untuk Mencegah Virus Corona:
Sebelumnya, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengumumkan 'lockdown' untuk ibu kota negara, Manila. Demi mencegah penularan virus corona COVID-19, perjalanan domestik via darat, air, dan udara dibatalkan.
Duterte juga menyetujui resolusi untuk membatasi persebaran virus, termasuk larangan massa berkumpul, sekolah tutup sebulan, dan karantina komunitas di area yang ada kasus. Perjalanan domestik dari dan menuju Manila juga dihentikan.
Pemerintah Indonesia memahami cara lockdown dan meliburkan sekolah untuk mencegah penyebaran virus Corona sudah dilakukan sejumlah negara. Namun, pemerintah Indonesia sendiri belum berencana melakukan penguncian suatu kawasan seperti itu.
"Kita masih belum punya opsi untuk kemudian mengambil suatu tempat kita lockdown, belum mengambil opsi itu, bahkan meliburkan sekolah pun belum juga opsinya," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona, Achmad Yurianto, di Istana Kepresidenan, Kamis (12/3).