Pembantu Aulia Kesuma, Rody Syaputra, yang juga terdakwa dalam berkas terpisah, mengaku disuruh Aulia untuk ikut membunuh Edi Candra Purnama dan korban Muhammad Adi Pradana. Akan tetapi, Rody mengaku takut dan sempat ingin menggagalkan rencana Aulia.
"Saya sudah berkali kali bilang ke ibu Aulia saya nggak sanggup. Sama mereka (terdakwa) juga saya bilang saya nggak mau disuruh membunuh tapi mereka cuma diam," kata Rody, di PN Jaksel, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Kamis (12/3/2019).
Hal itu disampaikannya dalam sidang pemeriksaan saksi terdakwa eksekutor pembunuhan, Kusmawanto alias Agus dan Muhammad Nursahid alias Sugeng. Rody mengaku mendapat tugas dari Aulia untuk membakar rumah di Lebak Bulus.
"Pada saat itu Ibu Aulia meminta bantuan agar membantu untuk membunuh suaminya. (Tugasnya) pada saat ke luar rumah saya disuruh membakarnya," ujarnya.
Namun Rody mengaku tidak sanggup melaksanakan rencana Aulia. Dia sempat berpikir untuk menggagalkan rencana tersebut saat berada di dalam mobil, tetapi akhirnya dia tidak melapor ke polisi.
"(Kalau) saya turun dari mobil itu saya panggil ini gimana caranya menggagalkan rencana ini. Gimana caranya," ujar Rody.
Rody mengaku mengetahui kedua terdakwa Agus dan Sugeng yang akan dijadikan pembunuh bayaran. Rody yang penasaran itu bertanya ke kedua terdakwa, tetapi kedua terdakwa mengaku ke Rody akan dipekerjakan untuk membersihkan gudang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, jaksa juga menghadirkan saksi lainnya Supriyanto alias Alpat yang juga sebagai terdakwa dengan berkas terpisah. Alpat mengaku terpaksa berpura-pura kesurupan agar rencana Aulia gagal.
"Saya sama pak Rody saya disuruh buat menggagalkan ini disuruh pura-pura kesurupan. Terus kita pergi ke arah rumahnya. Saya disuruh diberi kode untuk pura-pura kesurupan, masih bergabung. Kita pergi ke arah rumahnya," kata Alpat.
Alpat juga mengaku sempat melihat Aulia memperagakan cara membekap korban dengan cara memasukkan plastik ke kepalanya. Namun dia mengaku takut dan memilih pulang ke Lampung pada saat malam hari.
"Saya tahunya diperagakan ditutup pake plastik (kepalanya)," kata Alpat.
Dalam kasus ini, Agus dan Sugeng berperan sebagai eksekutor untuk membunuh Pupung dan Dana. Keduanya diiming-imingi upah besar oleh istri Pupung, Aulia Kesuma, yang merupakan otak pembunuhan berencana ini.
Kasus ini bermula saat Aulia Kesuma terlilit banyak utang yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah. Saat dia terlilit utang, dia meminta suaminya Edi Chandra alias Pupung menjual rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.