Ada satu topik yang kebetulan secara terpisah menjadi bahasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Indonesia. Topik itu adalah perbandingan virus Corona dengan influenza. Namun WHO dan Indonesia punya sikap berbeda.
Topik Corona vs Influenza ini dibahas di Indonesia lewat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md juga mengulangi pendapat Terawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun dari sisi WHO, yang tampil berbicara adalah Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Entah kebetulan atau tidak, perbandingan COVID-19 dengan influenza menjadi topik yang diangkat Tedros dalam forum briefing media di Jenewa, Swiss, Selasa (3/3) kemarin.
Topik ini dibicarakan Indonesia lebih dulu ketimbang WHO. Berikut adalah perbedaan sikap antara WHO dengan Indonesia mengenai topik Corona vs Influenza:
Indonesia: Flu lebih mematikan ketimbang Corona
Terawan mengatakan flu lebih berbahaya ketimbang virus Corona. Konteksnya adalah keheranan Terawan mengenai hebohnya publik terhadap Corona, padahal flu dinilainya lebih mematikan.
"Padahal flu batuk-pilek yang biasa terjadi pada kita itu angka kematiannya lebih tinggi daripada yang ini, Corona. Tapi kenapa ini bisa hebohnya luar biasa?" ujar Terawan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (2/3) awal pekan ini.
Baca juga: Virus Corona Vs Flu, Mana Lebih Mematikan? |
Sehari setelah Terawan berbicara topik itu, Mahfud Md berbicara hal serupa. Mahfud mengulang yang disampaikan Terawan bahwa flu lebih mematikan ketimbang Corona.
"Yang lebih banyak membunuh itu justru flu biasa daripada Corona itu. Itu menurut penjelasan Menteri Kesehatan. Oleh sebab itu, masalah teknis penanganan sekarang jangan bicara sendiri-sendiri, termasuk saya, saya hanya menyampaikan itu sudah terpusat," jelas Mahfud di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (3/2).
WHO: Corona lebih mematikan ketimbang Flu
Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus telah memaparkan perbandingan Corona dan influenza. Menurutnya, COVID-19 lebih mematikan ketimbang influenza musiman atau yang lebih dikenal sebagai flu.
Orang-orang saat ini sudah punya kekebalan tubuh terhadap influenza, namun COVID-19 adalah hal baru bagi tubuh penduduk bumi. Penduduk dunia masih rentan terhadap Corona jenis baru itu.
"Secara global, sekitar 3,4% kasus COVID-19 yang dilaporkan berakhir dengan kematian. Sebagai perbandingan, flu musiman secara umum membunuh kurang dari 1% dari orang yang terinfeksi," kata Tedros dalam forum briefing media di Jenewa, Swiss, Selasa (3/3) waktu setempat.
Indonesia sikapi corona seperti influenza
Indonesia tidak panik menghadapi virus corona. Berbeda dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menyikapi COVID-19 sama seperti menyikapi flu.
"Covid-19 itu juga influenza. Mestinya kita juga menyikapi seperti itu. Tidak perlu ditambah dengan kepanikan-kepanikan yang tidak perlu," kata juru bicara pemerintah soal penanganan virus corona, Achmad Yurianto, di COVID-19 Media Center, Gedung Bina Graha, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Kamis (5/3) kemarin.
Pernyataan Achmad Yurianto itu dia sampaikan usai Tedros berbicara di Swiss. Namun perbedaannya mencolok. Pendapat Tedros bertolak belakang dengan sikap yang disampaikan Yurianto.
WHO perlakukan Corona dan Influenza secara berbeda
Dirjen WHO Tedros menyapaikan ada empat perbedaan antara Corona jenis baru dengan flu (influenza musiman). Empat perbedaan antara Corona dan Influenza membuat kita tidak bisa memperlakukan keduanya secara sama, meski Corona juga masih 'sekeluarga' dengan Influenza.
"Virus ini bukan SARS, ini bukan MERS, dan ini bukan influenza. Ini virus unik dengan karakteristik unik," kata Tedros.
Perbedaan pertama, COVID-19 menyebar kurang efisien ketimbang flu. Kedua, penularan Corona tidak dilakukan oleh orang yang tidak sakit. Ketiga, Corona mengakibatkan sakit parah ketimbang flu, dan belum ada vaksin atau penyembuhan. Keempat, Corona bisa ditanggulangi dan kini dunia tengah melakukannya. Dari keempat aspek itu, WHO menyatakan dunia perlu menykapi Corona secara berbeda bila dibandingkan dengan menyikapi influenza.
"Karena perbedaan-perbedaan di atas, maka kita tidak bisa memperlakukan COVID-19 seperti memperlakukan flu," kata Tedros.