Sistem aerosol Gedung Nusantara III DPR menjadi penyebab gedung tersebut sempat diselimuti asap. Wakil Ketua MPR dari Fraksi PPP, Arsul Sani menyebut munculnya asap tersebut berkaitan dengan Gedung MPR/DPR yang sudah tua.
"Gedung DPR ini kan memang sudah tua. Ketika dibangun jumlah anggota DPR nya tidak lebih dari 400 orang. Sekarang dihuni oleh 575 orang dengan staf masing-masing yang bertambah banyak, sehingga sebetulnya gedung yang ada sudah jauh lebih besar, melewati kapasitas yang dirancang pada desain awalnya," kata Arsul, kepada wartawan, Senin (24/2/2020).
Arsul menyinggung ketika DPR ingin membangun gedung baru namun mendapat kritik dari sejumlah kelompok masyarakat. Namun, menurutnya pembangunan gedung baru DPR sudah tak relevan karena adanya pemindahan ibu kota negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalahnya kan setiap DPR mau bangun gedung selalu ada resistensi yang besar dari kelompok masyarakat sipil tertentu sehingga tertund-tunda. Ketika pada akhirnya disepakati pemerintah dan DPR kemudian ibu kota mau pindah sehingga tidak relevan lagi mau bangun gedung baru," ujar Anggota Komisi III DPR tersebut.
Simak Video "Penjelasan Polisi soal Kepulan Asap di Gedung DPR"
Sehubungan kondisi Gedung MPR/DPR yang sudah tua, Arsul menilai perlu ada perawatan rutin yang lebih intensif. Sebab, selain gedung yang sudah tua dibarengi dengan penghuni gedung MPR/DPR yang semakin banyak.
"Saya kira dengan kondisi-kondisi diatas maka yang perlu dilakukan diluar soal perawatan rutin juga pemeriksaan yang lebih intensif terhadap keadaan gedung. Semua yang terjadi itu tentu terkait dengan gedung yang sudag tua tapi beban pemakaian dan kepenghuniannya bertambah," imbuhnya.
Sebelumnya, Sekjen DPR RI Indra Iskandar memastikan tak ada kerugian yang timbul akibat erornya sistem aerosol di gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen. Indra mengatakan tidak ada barang-barang yang rusak akibat erornya sistem tersebut.
"Nggak ada, nggak ada, nggak ada kerusakan apa pun, nggak ada kerugian apa pun. Ini sistemnya saja yang hang, kami sedang evaluasi dengan tim PU. Kita akan diskusikan segera hari ini," kata Indra kepada wartawan, Senin (24/2).
(rfs/knv)