Nama-nama tersebut yakni Tifatul Sembiring, MS Kaban, Romo Muhammad Syafii, Muhammad Hatta, Sakhyan Asmara, Dedi Iskandar Batubara, Ihwan Ritonga, Salman Alfarisi, Irfan Hamidi, Safii Effendi, Muhammad Safii, Affan Lubis, dan Rahmat Shah.
GNPF Sumut juga menyindir soal keberadaan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution, dalam bursa cawalkot Medan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kan sudah melihat tiga partai ini ingin membentuk poros baru. Jadi menyambut itu kita melihat cuma tiga partai ini yang oposisi. Ini disebabkan oleh oligarki penguasa. Kita tahu sendiri Bobby mau maju di Kota Medan. Bagi kita, Bobby itu oligarki kekuasaan. Itu yang membuat kita harus melihat itu. Ini tidak bisa dibiarkan," ujar Wakil Ketua GNPF Sumut Tumpal Panggabean, Jumat (31/1) lalu.
Setelah menjaring 13 nama, GNPF Sumut pun bersafari ke Gerindra, Demokrat, dan PKS. Saat menyambangi kantor Gerindra Medan, GNPF meminta partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu mengusung kader sendiri untuk maju menjadi bakal cawalkot Medan.
Dari Gerindra, GNPF menyambangi Partai Demokrat Medan. GNPF mendukung poros baru yang diinisiasi Demokrat, PAN, dan PKS soal calon Wali Kota Medan.
Baca juga: Geliat GNPF Ulama Jelang Pilkada Medan |
GNPF menilai poros baru ini dibuat untuk melawan kekuatan politik yang ingin membuat sistem oligarki di Medan.
Lalu, akhirnya apakah GNPF Ulama akan merespons tangan terbuka PDIP untuk berdialog jelang Pilkada Medan?
(jbr/mae)