Tangan Terbuka Banteng untuk GNPF Ulama Jelang Pilkada Medan

Round-Up

Tangan Terbuka Banteng untuk GNPF Ulama Jelang Pilkada Medan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 07 Feb 2020 08:23 WIB
PDIP akan menggelar Rakornas untuk menyambut HUT ke-46 pada Kamis (10/1/2019) mendatang. Ratusan bendera PDIP merahkan jalanan Jakarta.
Bendera PDIP (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Medan -

PDIP ingin tak ada politik identitas ditonjolkan di Pilkada Kota Medan. Sebab masyarakat Medan terdiri dari beragam suku dan agama.

Sekretaris DPD PDIP Sumut, Sutarto, tak ingin ada pengkotak-kotakan terkait digelarnya Pilkada Kota Medan. Sebab, kehidupan sosial di Indonesia didasarkan pada Pancasila.

"Kota Medan secara khusus dan Sumatera Utara secara umum ini kan sangat pluralis, sangat majemuk. Tentu komitmen ideologi negara, Pancasila, tetap kita berada komitmen membangun bangsa di atas Pancasila. Kita tidak mendikotomikan. Bahwa penduduk atau warga kota Medan kan cukup cerdas menentukan pilihannya ke depan," kata Sutarto, Rabu (5/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan tersebut disampaikan merespons atas geliat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Sumut yang melakukan 'safari' ke sejumlah parpol jelang Pilwalkot Medan.

Sutarto mengatakan PDIP menghormati para ulama. Sutarto mengatakan partai berlambang banteng tempatnya bernaung juga menyatakan terbuka menerima dan berdiskusi dengan berbagai pihak tentang pembangunan Medan ke depan.

ADVERTISEMENT

"Kita menghormati ulama dari sisi religiositas," ucapnya.

"Kita juga kapan saja kita juga siap berkomunikasi dan diskusi dengan semua tokoh masyarakat termasuk ulama. PDIP sangat terbuka," sambung Sutarto.

Sutarto sendiri mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan DPP PDIP soal calon yang bakal diusung dalam Pilkada Medan dan wilayah lain di Sumut. Dia mengaku yakin calon yang direstui DPP PDIP bisa bekerja dengan baik.

Sebelumnya, GNPF Sumut menyatakan akan membangun komunikasi dengan parpol, terutama PKS-Demokrat-PAN. Mereka ingin ketiga parpol itu membangun koalisi untuk mengusung salah satu dari 13 nama yang dijagokan.

Nama-nama tersebut yakni Tifatul Sembiring, MS Kaban, Romo Muhammad Syafii, Muhammad Hatta, Sakhyan Asmara, Dedi Iskandar Batubara, Ihwan Ritonga, Salman Alfarisi, Irfan Hamidi, Safii Effendi, Muhammad Safii, Affan Lubis, dan Rahmat Shah.

GNPF Sumut juga menyindir soal keberadaan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution, dalam bursa cawalkot Medan.

"Kita kan sudah melihat tiga partai ini ingin membentuk poros baru. Jadi menyambut itu kita melihat cuma tiga partai ini yang oposisi. Ini disebabkan oleh oligarki penguasa. Kita tahu sendiri Bobby mau maju di Kota Medan. Bagi kita, Bobby itu oligarki kekuasaan. Itu yang membuat kita harus melihat itu. Ini tidak bisa dibiarkan," ujar Wakil Ketua GNPF Sumut Tumpal Panggabean, Jumat (31/1) lalu.

Setelah menjaring 13 nama, GNPF Sumut pun bersafari ke Gerindra, Demokrat, dan PKS. Saat menyambangi kantor Gerindra Medan, GNPF meminta partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu mengusung kader sendiri untuk maju menjadi bakal cawalkot Medan.

Dari Gerindra, GNPF menyambangi Partai Demokrat Medan. GNPF mendukung poros baru yang diinisiasi Demokrat, PAN, dan PKS soal calon Wali Kota Medan.

GNPF menilai poros baru ini dibuat untuk melawan kekuatan politik yang ingin membuat sistem oligarki di Medan.

Lalu, akhirnya apakah GNPF Ulama akan merespons tangan terbuka PDIP untuk berdialog jelang Pilkada Medan?

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads