Jakarta -
Tepat 38 tahun lalu, pasukan antiteror Italia menyerbu sebuah apartemen di Padua, kota yang terletak di bagian utara Italia. Target mereka membebaskan sandera penting, petinggi militer negara adidaya Amerika Serikat, Brigadir Jenderal James L Dozier yang ditawan sebuah organisasi teroris berhaluan komunis.
Jenderal Dozier diculik dari apartemennya di Verona, Italia 42 hari sebelumnya. Empat pria naik ke unit apartemennya yang terletak di lantai 6 jelang pagi. Mereka menyamar sebagai petugas reparasi ledeng. Dozier yang membuka pintu langsung dipukuli dan diikat lalu dibawa pergi. Sementara istrinya disumpal dengan lakban.
Perwira tinggi ini baru dua tahun berada di Italia. Penempatannya di Italia sebagai wakil kepala staf untuk logistik dan administrasi di markas Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk Eropa bagian selatan. Apartemen tempat tinggalnya memang khusus disewa NATO untuk petinggi militer AS yang ditugaskan di Verona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada penjagaan khusus pada kediaman lulusan Akademi West Point dan veteran Perang Vietnam itu. Dozier hanya diberi fasilitas sopir dari pasukan khusus kepolisian Italia. The New York Times melansir pernyataan Mayor Mario Gargiulo, juru bicara polisi Italia bahwa tak ada permintaan dari NATO agar polisi menyediakan pengawalan khusus bagi para pejabatnya.
Beberapa jam setelah penculikan itu, anggota Brigade Merah menelepon kantor berita Italia ANSA. Organisasi yang dibentuk tahun 1970 itu mengaku bertanggung jawab. "Kami telah menculik Brigadir Jenderal James Dozier di Verona. Pemberitahuan resmi akan menyusul," seperti yang dikutip dari The Times.
Simak Video "Pesawat Jatuh di Afghanistan yang Diklaim Taliban Milik AS"
[Gambas:Video 20detik]
Dozier jadi orang Amerika pertama yang diculik oleh Brigade Merah. Kelompok ini berulang kali menculik beberapa pejabat Italia. Salah satunya, mantan Perdana Menteri Aldo Moro pada 1978. Politisi ini tak beruntung, dia kemudian ditemukan terbunuh 58 hari setelah diculik.
Perdana Menteri Italia Giovanni Spadolini langsung memerintahkan pencarian besar-besaran. Perintah itu dikeluarkan setelah berunding dengan Presiden Sandro Pertini. Presiden AS Ronald Reagan menyatakan akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan Dozier.
Departemen Pertahanan AS akhirnya mengirimkan enam orang yang memiliki kemampuan operasi antiteror untuk membantu polisi Italia melacak keberadaan Jenderal Dozier. The Times menyebut 5.000 polisi dilibatkan dalam operasi penyelamatan. Titik terang lokasi penyekapan baru didapatkan saat polisi berhasil membekuk salah satu anggota organisasi itu.
Tersangka ini mengaku tidak tahu persis lokasi Dozier ditahan. Namun dia memberi informasi alamat beberapa apartemen dan tempat yang sering dipakai Brigade Merah. Polisi mengintai lokasi itu satu per satu. Petunjuk pasti pun mengarah pada salah satu apartemen yang terletak di atas sebuah toko bahan makanan.
Serangan mendadak dilakukan 10 polisi antiteror yang menerobos masuk apartemen itu. Salah satu penculik sempat menodongkan pistol ke kepala jenderal yang sedang terikat. Untungnya tak ada satupun senjata yang meletus pada saat itu. Dozier ditemukan dalam keadaan sehat. Polisi menangkap lima penyanderanya. Dua diantaranya perempuan.
Selama masa penyekapan itu Dozier dipaksa mendengarkan lagu yang dipasang dengan volume maksimal lewat penyuara jemala (headphone). Reuters menyebut jenderal bintang satu itu akhirnya menderita kerusakan pendengaran. Masa itu juga para penyandera menginterogasinya soal sejumlah operasi NATO.
Dalam penyerbuan itu polisi juga menyita lima senapan mesin, tujuh granat tangan, enam bahan peledak plastik, berbagai jenis amunisi, uang sejumlah puluhan ribu lira, dan dokumen identitas palsu. Sejumlah orang kemudian ditahan. Termasuk Giovanni Senzani, seorang guru besar ilmu kriminologi di Florence.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini