Polisi menangkap IGAKW (sebelumnya ditulis AAKW), guru olahraga di SMP di daerah Badung, Bali, terkait dugaan pencabulan terhadap siswinya. Polisi mengatakan IGAKW sempat memberi uang dan menjanjikan sepatu kepada korban.
"Korban ini sempat dikasih uang Rp 50 ribu sekali aja, korban kedua juga dijanjikan diberikan sepatu," ujar Kasat Reskrim Polres Badung AKP Laurens Raja Mangapul Haselo kepada wartawan saat jumpa pers, Rabu (22/1/2020).
Dalam menjalankan kejahatannya, pelaku juga sempat mengancam memberikan nilai jelek kepada korban jika tak mau menuruti keinginan pelaku. Siswi yang jadi korban pencabulan pun mengalami trauma.
"Jadi saat di dalam kelas, setelah korban ini masuk, disampaikan kepada korban bahwa mau turutin ndak keinginannya tersangka. Apabila tidak dituruti, nilai korban nanti akan jelek," jelas Laurens.
Polisi masih menyelidiki soal dugaan ada korban pencabulan lain yang dilakukan IGAKW. Sejauh ini, terdeteksi ada dua korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Juga Video "Bejat! Ayah Cabuli Dua Anak Kandungnya di Kendari"
"Untuk sementara sekarang kan kami ungkapkan baru ada dua karena ada laporan. Kita akan tetap upayakan ke sana, siapa tahu ada korban-korban lain. Apabila ada korban lain, kami akan sampaikan," tegas Laurens.
Akibat perbuatannya, tersangka dikenakan pasal terkait tindak pindan pencabulan atau persetubuhan terhadap anak di bawah umur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 juncto Pasal 76 UU RI No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Sebelumnya diberitakan, pencabulan yang dilakukan tersangka terungkap setelah seorang siswi mengiris-iris tangannya karena mengalami trauma berat. Seorang guru lainnya di SMP tempat korban bersekolah lalu bertanya mengenai tangan korban yang terluka.
Ternyata korban trauma dengan pencabulan guru olahraga sewaktu korban masih duduk di bangku SD. Pencabulan terhadap korban siswi SMP ini, menurut polisi, sudah terjadi berkali kali, bahkan sejak ia kelas V SD.
"Karena takut dicari-cari terus sama pelaku, sehingga korban ketakutan dan mengiris-iris tangan. Oleh guru TU ditanyakan kenapa sampai mengiris tangannya, korban bercerita ingin bunuh diri karena takut dikejar-kejar terus sama pelaku," kata Kapolres Badung AKBP Roby Septiadi kepada wartawan, Selasa (21/1).