5 WNI Disandera Abu Sayyaf, Mahfud: Kita Berpikir Penyelesaian Jangka Panjang

5 WNI Disandera Abu Sayyaf, Mahfud: Kita Berpikir Penyelesaian Jangka Panjang

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Selasa, 21 Jan 2020 18:22 WIB
Mahfud Md (Lisye/detikcom)
Jakarta - Lima warga negara Indonesia (WNI) kembali diculik oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Tambisan Tungku Lahar Datu, N Sabah, Malaysia. Menko Polhukam Mahfud Md tengah mencari solusi jangka panjang karena penculikan WNI sudah terjadi berkali-kali.

"Ya kita masih bicarakan lah langkah-langkahnya karena kita ingin menyelesaikan bukan sekedar yang 5 itu karena sudah terjadi berkali-kali kan? Nanti yang 5 selesai, capek kita ada lagi, ada lagi. Kita sedang akan membicarakan itu dalam waktu dekat tetapi tentu pengintaian terus dilakukan sebagai kegiatan rutin dari aparat kita kerja sama kita, Kementerian Luar Negeri juga sudah melakukan kontak-kontak itu dengan Filipina dan Malaysia tapi kita sebenarnya sedang berpikir penyelesaian yang jangka panjang bukan kasus per kasus begitu," kata Mahfud setelah mengadakan rakorsus di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2020).


Menurut Mahfud, langkah yang akan diambil untuk menyelesaikan persoalan tersebut masih dikaji. Salah satu langkah yang dicontohkan Mahfud adalah upaya penyergapan bersama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti masih mau dibicarakan. Mungkin. Mungkin ada operasi bersama, mungkin patroli bersama, ada penyergapan bersama bisa macam-macam lah itu," ujarnya.

Simak Video "Menlu: 2 WNI Sandera Abu Sayyaf Sudah Berada di Otoritas Indonesia"




Mahfud mengatakan rapat khusus yang digelar hari ini merupakan bagian dari evaluasi. Evaluasi, kata Mahfud, akan terus berjalan secara otomatis.

"Udah pasti lah kalau evaluasi akan berjalan dengan sendirinya tidak usah dijadwalkan kalau evaluasi. Kalau begini lalu dibicarakan kan itu namanya evaluasi, rapat itu tadi kan evaluasi juga jadi evaluasi itu nggak perlu dijadwalkan. Harus berlangsung secara otomatis dan terus-menerus," tutur Mahfud.

Sebelumnya, Mahfud mengadakan rapat koordinasi khusus (rakorsus) membahas Foregin Terorrist Fighters (FTF) di Kemenko Polhukam pada pukul 10.00 WIB tadi. Menkumham Yasonna Laoly dan Mensos Juliari Batubara ikut hadir.

Rapat berlangsung kurang-lebih selama satu jam dan tertutup. Keduanya tidak banyak memberikan keterangan terkait dengan rapat yang dilakukan.

Diketahui, warga negara Indonesia (WNI) kembali disandera di wilayah negara tetangga. Terbaru, ada lima WNI diculik di perairan Malaysia.

Penculikan terjadi pada Kamis (16/1) sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Di luar lima WNI yang diculik, ada tiga WNI yang dilepas para pelaku.

Peristiwa bermula saat delapan WNI ini menangkap ikan menggunakan kapal berbendera Malaysia. Kapal kayu yang memiliki izin bernomor SSK 00543/F itu terdaftar atas nama majikan di Sandakan.

Insiden penculikan itu diterima aparat kepolisian maritim Lahad Datu pada Jumat (17/1) pada pukul 13.17 waktu setempat. Aparat kepolisian negara tersebut lalu melakukan pencari. Petugas lalu melihat kapal bergerak dari arah Filipina memasuki perairan Malaysia.

Keberadaan kapal tersebut terpantau radar Pos ATM Tambisan pada Jumat sekitar pukul 21.10 waktu setempat. Aparat kepolisian maritim Lahad Datu menahan kapal tersebut sambil melakukan penggeledahan.

Di dalamnya ditemukan tiga kru yang semuanya WNI. Mereka adalah Abdul Latif (37), Daeng Akbal (20), dan Pian bin Janiru (36). Sementara lima rekannya yang diculik ialah Arsyad bin Dahlan (42) selaku juragan, Arizal Kastamiran (29), La Baa (32), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53).
Halaman 2 dari 2
(knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads