"Tidak ada bedanya antara naturalisasi dan normalisasi, kenapa? Karena semuanya butuh pelebaran sungai, itu intinya. Ini yang disampaikan dalam rapat. Bahkan kami sudah buat jadwal dengan Gubernur untuk cek lapangan bersama dari Sukamahi, Ciawi, turun ke bawah. Kami sedang cari waktu berdua," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2020).
Normalisasi sungai identik dengan program Presiden Jokowi, dan naturalisasi identik dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dalam rapat terbatas, Jokowi meminta normalisasi dan naturalisasi sungai tetap dilakukan untuk mencegah banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basuki: Naturalisasi atau Normalisasi, yang Penting Dikerjakan!:
Untuk itu, Basuki menyebut normalisasi dan naturalisasi akan diselesaikan. Bukan hanya untuk Ciliwung, tetapi untuk 14 sungai besar yang melewati Jakarta.
"Normalisasi dan naturalisasi segera diselesaikan. Dan ini tak hanya di Ciliwung, masih ada 13 sungai, ada Pesanggrahana, Angke, Aunter, Mookervart, belum lagi yang kecil-kecil. ini arahan jelas presiden menyangkut pekerjaan saya," kata Basuki.
"Bahkan terakhir presiden menyampaikan agar ada kesepakatan antara pusat dan provinsi, karena ini ada 13 sungai, mana yang dikerjakan pusat dan mana yang dikerjakan DKI Jakarta," imbuhnya.
Jokowi meminta pembagian tugas normalisasi-naturalisasi sungai antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta. Basuki pun siap berkomunikasi dengan Anies.
"Selama ini kesepakatan kami siapa yang duluan masuk, masuk. Asal jangan dobel karena korupsi. Saya dulu sering ketemu dengan kepala dinas di lapangan. Nggak masalah. Yang penting jangan ada yang tidak ditangani, dan jangan ada yang ditangani dobel," ujar Basuki. (dkp/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini