Wakil Ketua MPR itu menuturkan politik kemanusiaan yang ditunjukkan Taufiq Kiemas semasa hidup dengan membuka pergaulan seluas-luasnya telah membuat nasionalisme menyatu dalam pikiran dan sikap. Basarah berbicara semangat toleransi.
"Saya kira dalam situasi kebangsaan yang seperti ini mengambil hikmah memperingati 77 tahun almarhum Haji Muhammad Taufiq Kemas adalah bahwa betapa ternyata setiap bangsa Indonesia dalam hal dia menjalankan agama Islamnya tidak harus kemudian memusuhi saudara-saudaranya yang beragama lain," tutur Basarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: MPR Wacanakan Hidupkan Kembali GBHN |
Ahmad Basarah mengatakan Megawati berhalangan hadir dalam acara ini karena sedang berada di Jepang. Puan Maharani juga berada di Jepang untuk menemani ibunda.
"Ibu saat ini sedang berada di Jepang untuk persiapan mendapatkan gelar doktor HC yang ke-9 dari Soka University. Jadi beliau tidak hadir, tadi saya sudah sampaikan salam Ibu Mega, Mbak Puan kepada semua yang hadir di sini. Ya Mbak Puan mendampingi Ibu Mega persiapan untuk menerima HC di Soka University Jepang," sebut dia.
Sementara itu, Yasonna Laoly berbicara soal program 4 pilar kebangsaan yang digulirkan zaman Taufiq Kiemas. Yasonna menyebut masyarakat Indonesia harus terus menjaga persatuan.
"Zaman beliaulah program 4 pilar itu, 4 pilar kebangsaan kita betul-betul gulirkan di seluruh tanah air. Sebagai bangsa, kita harus terus menjaga kesatuan kita, betul-betul memperkokoh ideologi, menjalankan konstitusi negara, menjalankan kebinekaan itu sebagai penghormatan dan doa kami datang kemari," sebut Yasonna.
(gbr/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini