"Dengan duta besar tadi saya undang Duta Besar Rusia ke sini, pertama courtesy call karena dia minta terus saya undang. Kemudian beberapa hal, satu jam kami diskusi tentang kerja sama yang bisa dilakukan kedua negara. Karena kita punya working group banyak, di bidang terorisme, pertahanan kawasan, kemudian sosial, dan macam-macam," ujar Mahfud di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (20/19/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian tadi saya minta, waktu saya ke Rusia kemarin tu, banyak mahasiswa Indonesia belajar di sana, diberi beasiswa oleh pemerintah, yang memberi pemerintah Rusia dalam berbagai ilmu yang canggih-canggih. Mereka banyak merekrut dari lulusan-lulusan pesantren juga. 160 orang setiap tahun diberikan, sudah bertahun-tahun," ujarnya.
Mahfud menyebut Dubes Lyudmila mempertimbangkan permintaan itu. Menurutnya tahun 2020 kuota beasiswa untuk mahasiswa Indonesia diharap mencapai seribu orang.
"Tadi dia nawarkan, saya minta ditambah dong, jangan hanya segitu, mulai tahun depan dipertimbangkan akan dapat seribu pelajar Indonesia yang mau belajar ke perguruan tinggi di sana dan ke berbagai level," tuturnya.
Menurut Mahfud, Perguruan Tinggi di Rusia memiliki peringkat yang tinggi di dunia. Selain itu, pembicaraan juga membahas soal alat utama sistem senjata (Alutsista) untuk pertahanan Indonesia.
"Di sana perguruan tingginya masuk kelas dunia di rangkingnya tinggi di sana, dan masalah kerja sama di bidang alutsista disinggung juga, tapi kita tidak mengambil keputusan kalau itu karena nanti berkait dengan banyak ini, nah itu saja ya," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini