Anggota Komisi X Usul Uji Psikomotorik Masuk ke Asesmen Pengganti UN

Anggota Komisi X Usul Uji Psikomotorik Masuk ke Asesmen Pengganti UN

Eva Safitri - detikNews
Kamis, 19 Des 2019 19:33 WIB
Anggota Komisi X Zainuddin Maliki (Eva/detikcom)
Jakarta - Anggota Komisi X DPR Zainuddin Maliki mengatakan penggantian Ujian Nasional (UN) dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter belum lengkap. Sebab, tidak dicantumkan unsur psikomotorik dalam tes tersebut.

"Belum detail. Jadi Ujian Nasional itu kan akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum. Jadi diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum. Kompetensi minimumnya itu apa, satu literasi, dua numerasi, tiga survei karakter," ujar Zainuddin di kantor Pergerakan Indonesia Maju, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (19/12/2019).

"Dari tiga kompetensi itu satu belum masuk, yaitu psikomotorik. Literasi dengan numerasi itu semua kognitif, kecerdasan otak. Survei karakter itu afektif. Belum kecerdasan psikomotorik," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Menurutnya, kecerdasan dasar dalam pendidikan harus memenuhi tiga unsur, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.

"Jadi kecerdasan fisik ini kan harus ada tiga kan: kognitif, afektif, sama psikomotorik. Jadi tiga," ujarnya.


Tonton juga UN Dihapus, Kemendikbud: Agar Suasana Belajar Happy :



Zainuddin mengusulkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memasukkan unsur psikomotorik dalam asesmen nanti. Menurutnya, kemampuan otak saja tidak cukup.

"Iya, harus masuk ke asesmen kompetensi itu. Ya harus utuh, to. Fisik nggak sehat gimana kita mau sukses. Materi ini kan bagian dari fisik. Karena ada kan ungkapan mens sana in corpore sano (dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat)," katanya.



Sebelumnya, Mendikbud Nadiem mengatakan Ujian Nasional akan dilakukan terakhir pada 2020. Tahun selanjutnya syarat kelulusan akan diterapkan program baru, yakni tes Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen Kompetensi Minimum tidak lagi berdasarkan mata pelajaran, melainkan literasi dan numerasi.

Literasi yang dimaksud adalah kemampuan menganalisis suatu bacaan serta kemampuan untuk mengerti atau memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan numerasi adalah kemampuan menganalisis menggunakan angka. Selain itu, ada pula survei karakter, yang menekankan pada penguatan pendidikan karakter.
Halaman 2 dari 2
(eva/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads