"Macan Lindungan, seluruh sopir lintas sudah komplain. Intinya, mereka kalau lewat Macan Lindungan, itu pasti takut. Bahkan mereka selalu waswas," ucap Ketua Romansa Sopir Truk Palembang, Candra, Rabu (18/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Macan Lindungan sudah terlalu ekstrem jika dibanding lintas lain, baik daerah Sumatera maupun Jawa. Nggak peduli ini di dalam kota, kadang ada teman di daerah yang lintas itu selalu minta pantau sama komunitas kita," katanya.
![]() |
Modus pemalakan, disebut Candra, bervariasi. Ada yang menjual mineral, ada pula yang bermodus jadi pengamen jalanan.
Tidak tanggung-tanggung, para pelaku disebut selalu 'membaca' sasarannya. Salah satunya melalui logat bahasa yang digunakan saat berkomunikasi.
"Modusnya, mereka kaya ngemen, terus jual air minum. Jadi mereka ini selalu ajak komunikasi sopir, kalau sopirnya logat bukan orang Palembang, itu sudah pasti dimintai Rp 200-300 ribu," katanya.
"Semua sopir takut lewat. Kami tentunya berharap daerah ini terus dipantau agar aman. Kasihan para sopir truk ini selalu jadi korban," katanya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Yustan lewat Kasubdit Jatanras Kompol Suryadi menyebut Simpang 4 Macan Lindungan sebagai daerah rawan, terutama bagi sopir truk.
"Iya, daerah itu dikenal rawan. Kami saat ini sudah diperbantukan anggota Jatanras untuk menangkap pelaku yang menusuk anggota Polsek IB I," kata Suryadi.
Untuk diketahui, Aiptu Eko ditusuk saat memergoki dua pemalak di Simpang 4 Macan Lindungan Selasa (17/12) pukul 22.00 WIB. Dia mengalami luka tusuk di dada kiri sedalam 2 cm.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini