Fahri beserta istri dan tiga anaknya baru tinggal seminggu di kontrakan tersebut. Dia mengaku pernah menemukan anak kobra saat membersihkan rumahnya. Warga lainnya juga pernah menemukan dua ekor anak kobra.
Selain itu, dia mengaku sempat menemukan sisik ular yang ukurannya cukup besar. Sisik itu lalu dibakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia menduga kobra tersebut ada di rumah itu karena sudah sekitar tujuh bulan kosong. Akibat insiden ini, pawang ular dan petugas damkar membersihkan rumah tersebut dari kobra.
"Nyebar banyak. Makanya kemarin di belakang rumah ini, ada pawang ular juga, pada datang sama pemadam, itu dirapiin. Kan ada kebun tuh, nah itu dibabat-babatin," ujarnya.
Fahri, yang tiap hari bekerja sebagai sopir angkot, terpaksa pulang dari rumah sakit (RS) lebih cepat karena tak sanggup membayar bila harus menjalani tiga hari opname. Dia mengutamakan membeli penawar racun untuk mencegah bahaya dampak bisa.
"Itu paling minimal 3 hari (opname). Karena kita nggak punya biaya. Kita nebus obat aja, buat minumnya, nggak ketebus. Yang ketebus cuma yang dimasukin ke infus (penawar racun). Itu (penawar racun) kalau nggak ketebus, efeknya bisa ke saraf otak, sayanya bisa lupa ingatan," tutur Fahri.
(jbr/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini