Saat Mahfud Cerita Masa-masa Jabat Ketua MK dan Gagal Jadi Cawapres Jokowi

Saat Mahfud Cerita Masa-masa Jabat Ketua MK dan Gagal Jadi Cawapres Jokowi

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Senin, 16 Des 2019 22:13 WIB
Mahfud Md (Jefrie Nandy Satria/detikcom)
Jakarta - Menko Polhukam Mahfud Md mengenang masa-masa saat masih menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Mahfud bicara soal profesionalitas bekerja.

"Pertama, jangan carikan uang untuk saya. Tahu nggak, di kantor-kantor banyak sekjen cari uang untuk bosnya semua masuk penjara akhirnya. Jangan carikan uang untuk saya, yang ada saja sudah, saya bisa cari sendiri, kan saya menggunakan anggaran menurut undang-undang. Saya bisa minta kalau perlu. Kalau saya nggak minta, jangan," kata Mahfud di Hotel Sari Pasific, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahfud menyampaikan hal tersebut di acara silaturahmi bersama para eselon I dan II Kemenko Polhukam. Mahfud mengatakan, saat menjadi Ketua MK, dia melarang keluarganya memiliki hubungan dengan pejabat atau pegawai di MK.

"Tidak boleh ada famili saya, keluarga saya, anak saya, teman saya bahkan yang memerintah atas nama saya. Saya yang akan memerintah. Saya bilang gitu ke Sekjen waktu di MK. Kalau keluarga butuh apa, bilang saya, saya akan bilang ke kantor. Nggak boleh ada hubungan langsung. Yang ketiga, karena saya di MK, jangan ikut-ikut urusan kantor yang menyangkut perkara urusan Anda administrasi. Saya yang ngurus perkara. Kalau Anda lakukan ini bagus dengan saya. Saya bilang gitu," imbuhnya.



Selain itu, Mahfud menceritakan soal kegagalannya menjadi cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019. Dia menjelaskan saat itu menerima keputusan, meski sempat kecewa.

"Saya sudah pasti dua jam sebelum penentuan (calon) wakil presiden, sudah pasti saya, udah dipanggil. Tapi tiba-tiba ndak jadi. Itu jatuh luar biasa. Tapi saya bilang waktu itu, kalau saya marah-marah, nggak bagus bagi bangsa ini. Artinya, saya bicara apa yang saya alami dengan kemarahan gitu, nggak bagus bagi bangsa ini," ucap Mahfud.



Mahfud akhirnya mendapat penjelasan soal pembatalannya menjadi cawapres pendamping Jokowi. Mahfud kemudian menganalogikan kehidupan manusia seperti bola karet. Dia bersyukur tidak menjadi cawapres dan akan bekerja keras dengan jabatannya saat ini sebagai Menko Polhukam.



"Karena saya tahu orang itu kalau hidup seperti bola karet. Kalau jatuh itu mantul lagi. Semakin terbanting pantulannya makin tinggi. Saya selalu ingin menjadi bola karet, jatuh itu mantul lagi, sehingga ketika itu saya katakan nggak apa-apa saya nggak jadi Wapres, misalnya, dan sungguh sesudah saya jadi Menko. Kalau saya lihat begitu sibuknya banyak urusan, alhamdulillah dulu saya dulu tidak jadi Wapres," ujarnya.
Halaman 2 dari 2
(jef/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads