Gibran Rakabuming Raka
Gibran maju mendaftar ke partai untuk menjadi calon Wali Kota Surakarta (Solo). Langkah politiknya membuat publik berdiskusi soal apakah ini pertanda lahirnya politik dinasti atau bukan.
Gibran maju meninggalkan pro-kontra isu 'bypass' alias melewati jalan pintas. Berdasarkan peraturan PDIP, DPC Solo-lah yang dalam konteks ini berhak melakukan penjaringan bakal calon wali kota secara tertutup. Namun Gibran langsung mendaftar ke DPW Jateng, tanpa melalui penjaringan DPC Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anjing menggonggong kafilah berlalu. Gibran melangkah maju. Dia resmi mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Solo periode 2020-2025 melalui DPD PDIP Jawa Tengah, Jl Brigjen Katamso, Semarang, pada Kamis Legi (12/12) kemarin.
"Hari ini saya sudah sah, bakal calon Wali Kota Solo untuk tahun 2020-2025. Terima kasih kepada jajaran pengurus DPD PDIP yang sudah menerima saya dengan baik," kata Gibran di atas panggung berkarpet merah, di muka gedung DPD PDIP Jateng, usai mendaftar.
Kritik soal dinasti politik Jokowi muncul, salah satunya dari Presiden PKS Sohibul Iman. Soalnya, bukan hanya Gibran yang maju ke gelanggang politik, ada pula sang mantu Bobby Nasution yang berencana maju ke Pilwalkot Medan 2020. Jokowi menanggapi.
"Siapa pun punya hak pilih dan dipilih. Ya kalau rakyat nggak memilih, gimana? Ini kompetisi, bukan penunjukan. Beda. Tolong dibedakan," ujar Jokowi seusai peresmian Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, Kamis (12/12). "Terserah rakyat yang meilik hak pilih."
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini