"Awalnya saya bicarakan baik-baik dulu. (Saya tanyakan) sudah berapa bulan kehamilannya. Sudah itu dia bilang empat bulan. (Saya katakan) pulang saya baru tanya ke orang tua. Tapi dia mau tanya sekarang," ujar Ridwan, Sabtu (14/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia masuk ke kamar ambil HP-nya baru menelepon. Terus saya ambil HP-nya. (Saya tanya dia) kalau kau tanya sekarang ada dua kemungkinan, kalau bukan saya mati, kau yang mati," ungkap Ridwan.
Menurut Ridwan, Husna tak gentar dengan ancamannya. Saat itulah pembunuhan terjadi.
"Dia bilang kalau begitu, 'bunuh saja saya'. (Saat itu) dia tetap baring, langsung saya tutup pakai bantal," ujarnya.
"Sudah itu 15 menit saya lihat masih goyang, saya ambil pisau di dapur, saya tidak tusuk tapi saya tekan lalu saya tarik di leher sebelah kiri pakai tangan sebelah kanan saya," imbuh dia.
Sebelumnya, Husna ditemukan sudah tak bernyawa di kamarnya, Kelurahan Tamangapa, Makassar, atau sekitar 3 kilometer dari kampus UIN Alauddin Makassar, sekitar pukul 12.30 Wita siang tadi. Mayat korban ditemukan oleh sepupunya.
Pembunuh Husna tak lain adalah Ridwan. Mereka diketahui sama-sama berstatus mahasiswa semester VII UIN Alauddin Makassar. (zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini