Soal tudingan dinasti politik, Gibran sudah memberikan tanggapan. Sama seperti sang ayah, ia menepis rencana majunya di pilkada diartikan sebagai dinasti politik.
"Nggak ada dinasti. Saya ini kan ikut kontestasi, bisa menang bisa kalah. Semuanya tergantung pilihan masyarakat. Nggak ada dinasti," kata Gibran kepada wartawan di Sunter Agung, Jakarta Utara, Sabtu (7/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gibran kembali menegaskan niatnya maju pillwakot agar bisa bersumbangsih untuk kemajuan Solo. Menurutnya saat ini menjadi momen yang tepat untuk dia masuk ke ranah politik.
"Saya rasa ini momen yang pas untuk saya. Saya ingin menyumbangkan (potensi) diri saya untuk kota kelahiran saya. Gitu aja," sebut Gibran.
Hal senada juga disampaikan Bobby yang berniat maju di Pilwalkot Medan. Ia mengatakan niatnya menjadi wali kota Medan karena punya semangat membangun seperti mertuanya, Jokowi.
![]() |
"Kalau dibilang dinasti politik atau kekuasaan, nggak lah. Tapi mungkin yang lebih tepat itu dari sisi dinasti semangat membangun seperti yang ditunjukkan oleh mertua saya," tegas Bobby di Medan, Selasa (10/12).
"Kalo dinasti, ini bukan. Lihat semangatnya, dinasti itu motivasinya. Kalau dinasti dari mertua saya karena mertua saya, saya tak bisa memuji sendiri, bisa dilihat sendiri gimana kerjanya, itu dinastinya. Kita sudah bisa lihat sendiri semangat beliau membangun Indonesia," tambah suami Kahiyang Ayu itu.
(elz/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini