1. Ganti USBN
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) selama ini menentukan kelulusan siswa sekolah. Nadiem akan mengganti USBN itu dan membebaskan tiap-tiap sekolah untuk membikin ujian secara otonom. Namun ini belum bersifat wajib bagi sekolah.
"Jadinya ini kita memberikan kemerdekaan bagi guru-guru penggerak di seluruh Indonesia untuk menciptakan konsep-konsep penilaian yang lebih holistik, yang benar-benar menguji kompetensi dasar kurikulum kita. Bukan hanya pengetahuan atau hafalan saja," kata Nadiem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Anggaran yang selama ini digunakan untuk penyelenggaraan USBN akan dialihkan untuk peningkatan kualitas guru.
2. Hapus UN
Ujian Nasional (UN) bakal dihapus pada 2021 nanti, diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Pelaksanaan ujian pengganti UN akan digelar di tengah jenjang, bukan di ujung jenjang seperti UN saat ini.
Alasannya, pertama, ujian di tengah jenjang memungkinkan pihak pendidik punya waktu untuk memperbaiki kualitas siswa sebelum lulus dalam suatu jenjang, entah itu lulus SD, lulus SMP, atau lulus SMA. Perbaikan berdasarkan hasil asesmen dan survei tak akan bisa dilakukan bila hasilnya baru diketahui di akhir jenjang pendidikan.
Hasil dari ujian itu bakal menunjukkan kepada guru-guru, siswa mana saja yang membutuhkan bantuan ekstra supaya kualitasnya bisa sesuai target. Alasan kedua, asesmen di tengah jenjang diterapkan agar tak ada lagi ujian akhir yang bikin stres siswa dan orang tua.
![]() |
Asesmen kompetensi minimum dan survei karakter akan dilakukan dengan bantuan organisasi dalam negeri dan luar negeri, termasuk Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Bank Dunia (World Bank).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini