LIPI: Teror Ular di Citayam Wajar karena Kobra Menetas Awal Musim Hujan

LIPI: Teror Ular di Citayam Wajar karena Kobra Menetas Awal Musim Hujan

Mochamad Zhacky - detikNews
Minggu, 08 Des 2019 18:53 WIB
Anak kobra yang ditemukan di Royal Citayam Residence. (Faisal Javier Anwar/detikcom)
Jakarta - Ahli herpetologi (reptil dan amfibi) LIPI, Amir Hamidy, menilai teror anak ular kobra di Royal Citayam Residence, Bojonggede, Bogor, sebagai hal yang wajar. Sebab, menurut Amir, telur kobra biasanya menetas di awal musim hujan.

"Tapi fenomena kobra yang sekarang itu wajar, bukan yang heboh, karena ini kan memang musim kobra menetas. Nggak cuma kobra, beberapa jenis ular yang lain juga sama. Jadi, di awal musim hujan seperti ini, itu baik kobra atau ular-ular yang lain itu memang awal musim menetas," kata Amir saat dihubungi, Minggu (8/12/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amir menjelaskan anak kobra langsung ditinggal induknya setelah menetas. Karena itu, wajar apabila anak kobra di Royal Citayam Residence ditemukan di sejumlah tempat.

"Nah ketika ular itu menetas, ular itu kan anakannya kemudian menyebar ke mana-mana. Ya kalau memang di sekitar rumah ada sarangnya, ya anakannya pasti akan nyebar ke mana-mana, karena kan dia ditinggalkan sama induknya," jelas Amir.



Meskipun masih anakan, Amir menegaskan ular kobra tetap berbisa. Dalam sekali bertelur, sebut dia, induk kobra bisa mengeluarkan sampai 20 butir.

"Ya jadi yang namanya ular berbisa itu sejak dilahirkan dia sudah memiliki karakter itu, sudah memiliki kelenjar bisanya. Walaupun memang volume bisanya tidak akan sebesar yang dewasa, tetapi kalau berbisanya iya karena dengan yang kecil itu, kalau menggigit pun sudah berbahaya ya, sudah levelnya berbahaya bagi manusia, untuk kobra ya," paparnya.

"(Sekali bertelur) kobra itu bisa sampai 12, sampai 20 bisa ya," imbuh Amir.



Diketahui, anak kobra yang berhasil ditangkap warga Royal Citayam Residence sebanyak 29 ekor. Menurut Amir, jumlah tersebut bisa saja berasal dari dua induk.

"Ya itu (di Citayam) bisa jadi dari dua sarang juga bisa. Karena kan dia paling tidak satu tahun berkembang biak sekali. Nah kalau dari satu induk bisa menghasilkan sampai 12-20an telur, ya mungkin bisa jadi," sebut Amir.

"Ya bisa jadi dengan jumlah segitu (berasal dari dua induk). Tapi kan kita belum tahu ya. Tapi kan biasanya nggak sampai 29 berojol satu indukan," sambung dia.



Cara mengantisipasi ular agar tidak masuk ke rumah pun tak sulit. Amir mengatakan warga harus selalu menjaga kebersihan rumah dan mengepel dengan wangi-wangi yang menyengat.

"Yang perlu diwaspadai adalah ya rumah diusahakan selalu bersih. Kemudian rajin dipel dengan bau-bauan yang menyengat, karena ular sebenarnya nggak suka dibau-bauan yang menyengat itu. Kemudian juga perhatikan sekitar rumah, jangan sampai ada tumpukan-tumpukan daun, tumpukan-tumpukan genting, tumpukan material-material gitu yang memang menyediakan tempat untuk mereka," jelasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads