Soal Anak yang Bisa Jadi LGBT
Kak Seto lantas meluruskan pernyataannya terkait anak yang bisa menjadi LGBT. Menurutnya, konteks pernyataannya itu terkait beban tekanan kurikulum dan nuansa kekerasan di sekolah.
"Itu konteksnya, kalau anak ditekan terus, bahkan dengan kekerasan, itu di luar bisa lari. Entah itu ke narkoba dan segala macamlah. Sering ada keluhan yang masuk ke LPIA, ada anak yang ditarik LGBT, geng motor, atau narkoba. Berbagai perilaku menyimpanglah pokoknya. Jadi konteksnya ini nuansa keras di sekolah," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga mengatakan keluhan soal beban kurikulum yang berat itu ia dengar langsung dari anak-anak. Hal inilah, lanjut dia, yang bisa membuat anak lari ke tindakan menyimpang.
"Jadi salah satu dampak dari kekerasan atas nama pendidikan. Ini karena kurikulum yang terlalu berat, sumber informasinya dari siswa sendiri dan orang tua. Saya tanya sendiri ke anak. Mereka mengaku, yang sekarang sekolahnya bawa ransel, bawa koper, bukunya seabrek-abrek, akhirnya pelariannya ke yang menyimpang. Ini hasil dari wawancara kami dari berbagai kota," pungkasnya.
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini