"Kemudian, ketiga, saya minta DPP dan fraksi kita harus melakukan pembelaan atau advokasi dengan spektrum yang luas. PKS memang partai Islam, tapi PKS lahir bukan hanya untuk melakukan pembelaan kepada umat islam saja tetapi kepada umat dan bangsa di negeri kita tercinta ini. Karena itu, framing kita jangan terus keumatan tapi juga kebangsaan dan juga kemanusiaan," katanya.
Sohibul menyebutkan, sebagai partai dakwah, PKS tidak mungkin meninggalkan umat Islam. Dia menyebut banyak kader PKS mengikuti Reuni 212 dengan semangat kebangsaan, namun tidak boleh membawa atribut partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PKS tentu sebagai partai dakwah tidak mungkin meninggalkan, tidak mungkin tak membersamai umat... 212 adalah gerakan sosial yang di situ umat berkumpul. Tetapi PKS punya kesadaran bahwa kalau kemudian kesadaran umat terus mengumpal pada satu sisi keumatan saja maka ini boleh jadi akan menimbulkan komplikasi-komplikasi," ucapnya.
"PKS ingin mengambil jalan yang seimbang, yang wasit, di tengah. Maka PKS tetap mempersilahkan kader hadir di sana, tetapi membawa semangat keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Bahkan DPP meminta tidak ada satu pun yang membawa, memakai baju PKS dan simbol partai. Justru mereka diminta untuk membawa Bendera Merah Putih," imbuhnya.
Dia juga berharap agar reuni 212 tidak hanya sebagai ajang silaturahmi. Namun dia meminta 212 untuk berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kami juga menyampaikan bahwa 212 sebagai gerakan sosial yang sangat fenomenal harus bisa mengembangkan diri, bukan saja tempat bertemu dengan semangat silaturahim, kangen-kangenan tetapi kami minta 212 juga meluaskan aktivitasnya pada pemberdayaan kepada masyarakat. 212 akan bermakna manakala ikut terjun ke dalam masyarakat, baik bidang ekonomi, pemberantasan korupsi dan sebagainya. Ini yang kemarin kita gariskan dalam kita membersamai umat di 212," pungkasnya.
(lir/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini