Wanita Ditinggal Suami Gegara Anak Cacat, DPR Harap Menteri PPPA Turun Tangan

Wanita Ditinggal Suami Gegara Anak Cacat, DPR Harap Menteri PPPA Turun Tangan

Haris Fadhil - detikNews
Kamis, 05 Des 2019 07:18 WIB
Foto: Yandri Susanto (Zhacky/detikcom)
Jakarta - Seorang wanita di Surabaya, Jawa Timur, Dina Oktavia, mengaku ditinggal suaminya gara-gara anak mereka lahir cacat. Komisi VIII DPR mengatakan negara harus hadir agar Dina tak merasa menanggung masalahnya sendiri.

"Ketika anaknya cacat kemudian ditinggal suaminya tentu penderitaannya akan berlebih dari yang dihadapi. Kemudian dia juga akan menggugat cerai, berlebih lagi penderitaan karena dia akan single parent kan. Karena itu, kehadiran negara jadi penting. Jangan sampai ibu itu merasa sendiri di Republik Indonesia ini," ucap Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto, Rabu (4/12/2019) malam.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia meminta pemerintah memastikan agar Dina dan anaknya mendapat bantuan yang dibutuhkan. Yandri juga berharap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Gusti Ayu Bintang Darmawanti, bisa turun tangan menyapa Dina.

"Kalau dia ekonomi lemah, apakah ibu itu sudah masuk penerima bantuan sosial. Apakah itu PKH atau bantuan-bantuan yang lain. Itu tolong dipastikan dulu di pemerintah. Sebagai ibu dia punya rasa yang sangat halus, saya kira Menteri Pemberdayaan Perempuan atau Komisi Perlindungan Anak itu juga perlu menyapa atau mendatangi keluarga ibu itu. Itu pesan kuat kepada keluarga yang lain, bahwa negara kalau ada masalah hadir.

Yandri mengapresiasi para pihak yang sudah memberi bantuan kepada Dina dan anaknya, termasuk Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim. Menurutnya, selain bantuan materi, Dina juga harus diberi bantuan dari sisi psikis.

"Bagus itu, ketika ada warga negara yang memang punya perhatian dari negara, ya negara harus hadir. Saya apresiasi sekali dengan Pemkot kalau begitu. Tapi dalam psikis, perlu pendampingan psikiater atau apa dari Kementerian," ucapnya.



Sebelumnya, kisah Dina yang mengaku ditinggal suami gara-gara anaknya lahir dalam kondisi cacat bikin heboh warga Surabaya. Anaknya mengalami cacat pada bagian wajah.

Selama ini Dina tinggal di rumah kontrakan berukuran 2 x 6 meter bersama ibunya. Menurut Dina, usai anaknya lahir dengan cacat di wajah, pihak suami dan keluarganya tidak mau menerimanya hingga dia merawat bayinya hanya dengan sang ibu.

"Kalau ayahnya dari lahir sampai 1 bulan terakhir kemarin itu masih jenguk anaknya. Tapi dari pihak keluarganya terutama orang tuanya itu nggak bisa menerima. Jadi nggak mau mengakui itu cucunya," kata Dina, Selasa (3/12).

Dia menyebut suaminya pergi saat anaknya akan dioperasi. Suaminya, kata Dina, sempat bertanya rumah sakit tempat operasi bakal dilaksanakan tapi tak kunjung datang.

"Dia sebenarnya tahu kalau anaknya akan dioperasi. Dia sempat tanya. Saya juga kasih tahu di rumah sakit ini, di kamar ini. Tapi ya nggak menemani. Malah ditinggal keluar kota sama teman-temannya," jelasnya.



Dina mengaku bakal menggugat cerai suaminya di pengadilan agama. Kini, Dina hidup dari bantuan sejumlah pihak mulai dari berbagai kelompok masyarakat, Pemkot Surabaya hingga Pemprov Jawa Timur. Dia juga sudah dipindah ke rusun oleh Pemprov.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jatim yang sudah memenuhi harapan. Saya bersyukur dapat bantuan rusun yang saya bisa tempati dengan anak saya lebih layak," kata Dina.
Halaman 2 dari 3
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads