Wanita yang Ditinggal Suami di Surabaya Cerita Mengapa Bayinya Cacat

Wanita yang Ditinggal Suami di Surabaya Cerita Mengapa Bayinya Cacat

Amir Baihaqi - detikNews
Selasa, 03 Des 2019 20:12 WIB
Dina Oktavia (21)/Foto: Amir Baihaqi
Surabaya - Dina Oktavia (21) cerita mengenai penyebab anaknya terlahir cacat. Menurutnya, itu karena saat hamil ia dua kali digigit tikus.

Kisah pilu Dina Oktavia (21) dan bayinya yang bernama Pandhu viral melalui aplikasi percakapan WhatsApp. Dina menjadi perbincangan karena ditinggal sang suami Muhammad Abdul Azis (23) setelah melahirkan Pandhu yang cacat.

Pandhu yang baru berusia 5 bulan menderita facial cleft tessier hydrocephalus myelomeningocele atau kerusakan pada bagian wajah. Dina menduga, kelainan yang diidap Pandhu diakibatkan gigitan tikus. Dina digigit tikus saat kandungannya masih berusia sekitar 3 sampai 4 bulan.


"Bisa jadi gigitan tikus. Karena waktu 3 sampai 4 bulan itu digigit tikus waktu tidur. Kaki saya digigit dua kali selama seminggu. Sampai berdarah kaki saya," kata Dina saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (3/12/2019).

Sadar dua kali digigit tikus, tutur Dina, ia kemudian memeriksakan diri ke dokter. Namun dokter mengetahui bahwa ia sedang hamil dan hanya diberi obat oles saja.

"Saya ke dokter tapi dokternya tahu saya lagi hamil. Jadi tidak berani kasih obat apa-apa. Cuma dikasih obat oles saja," imbuh Dina.

Bayinya lahir melalui operasi caesar waktu kandungan berusia 8 bulan. Saat lahir, semua tampak normal namun secara fisik, bayinya mengalami kelainan di bagian wajah.

"Ya waktu lahirnya kan operasi caesar hanya 8 bulan saja. Lahirnya normal, nangis dan gerakannya aktif. Tapi kurangnya di fisiknya di bagian wajah," terang Dina.

Keluarga Dina sempat syok mengetahui kondisi Pandhu. Meski begitu, keluarga tetap menerima apapun kondisinya.


"Alhamdulillah, meski sempat syok dan kaget, keluarga saya tetap menerima kondisinya. Ibu saya merangkul nerima apa adanya. Karena bagaimanapun juga anak titipan dari Yang Maha Kuasa," tuturnya.

Berbeda dengan keluarganya, Muhammad Abdul Azis dan keluarganya berat dan tidak mau mengakuinya. Hal itu disebabkan karena adanya cacat fisik yang dialami Pandhu.

"Ya saya tahu mereka nggak mau menerima anak saya. Bahkan nggak mau ngakui sebagai cucunya," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.