Diskriminasi 'Perempuan Tak Perawan' Terjadi di Mana-mana

Diskriminasi 'Perempuan Tak Perawan' Terjadi di Mana-mana

Danu Damarjati - detikNews
Jumat, 29 Nov 2019 19:14 WIB
Foto ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)

1. Afghanistan: tak perawan masuk penjara

Dilansir BBC, praktik tes keperawanan di Afghanistan adalah hal yang umum. Praktisi ginekologi di provinsi Bamiyan Afghanistan, Bobani Haidari, menjelaskan bahwa dia bisa menangani 10 tes keperawanan dalam sehari.

Beberapa perempuan juga menjalani tes itu beberapa kali. Acap kali, tes itu dilakukan tanpa persetujuan perempuan yang diperiksa. Protes-protes telah dilancarkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tes keperawanan tak punya dasar ilmiah dan harus dilarang. Tes ini adalah pelanggaran terhadap konstitusi negara, hukum Islam, dan aturan internasional," kata komisioner HAM Afghanistan, Soraya Sobhrang, kepada BBC.



Dilansir NPR, para perempuan dipenjara karena dinyatakan tak perawan. Tes keperawanan di Afghanistan digunakan untuk menentukan kelanjutan pendidikan, menikah, mendapat pekerjaan, atau apakah benar dia korban perkosaan. Seks pranikah adlah kejahatan di Afghanistan. Bila si gadis gagal tes keperawanan (terbukti tak perawan), maka keluarga akan melapor ke polisi, si gadis dipenjara.

Aktivis hak-hak reproduksi, Farhad Javid, meminta 190 perempuan yang dipenjara dibebaskan. Januari 2019, Ibu Negara Rula Ghani mengunjungi penjara Mazhar i Sharif. Upaya Farhad berhasil. 190 Perempuan itu dibebaskan pada April.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads