Perang Uhud, Kisah Dua Nisan Tanpa Nama dan Jenazah Utuh

Perang Uhud, Kisah Dua Nisan Tanpa Nama dan Jenazah Utuh

Erwin Dariyanto - detikNews
Jumat, 29 Nov 2019 09:10 WIB
Dua nisan tanpa nama di Pemakaman 70 Syuhada Perang Uhud (Foto: Erwidar/detikcom)

Mereka mengenali jenazah Hamzah dari posisinya yakni memegang perut. Sementara jenazah Mush'ab dikenali karena ada beberapa bagian tubuhnya yang hilang. Meski sudah 43 tahun dari kematiannya, namun jenazah mereka masih utuh. "Bahkan disebut masih ada darah mengalir dari jenazah para Syuhada tersebut," kata Ustaz Feri.

Dua jenazah itu kemudian dimakamkan dan diberi batu sebagai tanda nisan. "Yang mana makam Hamzah, yang mana makam Mush'ab itu yang kita belum tahu," tambah Ustaz Feri yang juga Pembina Pondok Pesantren Mimbar Huffazh itu.



Gugurnya Hamzah bin Abdul Muthalib

Hamzah gugur setelah dilempar tombak dari belakang oleh Wahsyi, seorang budak pembesar Quraisy Jubair bin Muth'im. Dia dijanjikan akan dimerdekakan jika berhasil membunuh Hamzah.

Wahsyi yang ahli melempar tombak itu pun menyanggupi. Tatkala terjadi Perang Uhud, dia tak ikut berperang. Dia keluar dari tenda hanya untuk mencari Hamzah.



Maka ketika sudah mengetahui posisi Hamzah, Wahsy menunggu saat pamanda Rasulullah SAW itu lengah. Kebetulan saat itu Hamzah sedang bertarung melawan beberapa tentara Quraisy yang mengeroyoknya.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamzah berhasil menumbangkan beberapa tentara Quraisy. Namun dia tak sadar ada musuh yang mengintainya. Saat terlihat ada kesempatan, Wahsy pun melemparkan tombak ke arah Hamzah. "Lemparanku tepat mengenai perut bagian bawahnya, hingga tembus ke antara kedua kakinya. Ia pun pergi untuk bangkit, akan tetapi tidak kuat," kata Wahsy yang kemudian memeluk Islam ini.

Gugurnya Mush'ab bin 'Umair


Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads