"Pada prinsipnya, kami mendorong agar sekolah bisa berinovasi untuk meningkatkan pelayanan, termasuk mempermudah proses termasuk untuk membayar SPP. Tetapi jangan sampai menjadi inklusif dan cenderung monopoli," kata Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian kepada wartawan, Kamis (28/11/2019).
Hetifah meminta agar orang tua siswa tidak diwajibkan menggunakan uang digital terkait administrasi sekolah. Namun, Hetifah mengingatkan yang paling penting dari sekolah adalah memberi pendidikan terbaik kepada siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "Nadiem Jadi Mendikbud, Bayar Sekolah Pakai Gopay Benar-benar Terjadi"
Sebelumnya, MI Miftahul Akhlaqiyah di Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, berinisiatif menyediakan opsi pembayaran dengan Gopay pada seleksi calon peserta didik baru. Kepala Madrasah Miftahul Akhlaqiyah, Miftahul Arief, membenarkan adanya fasilitas pembayaran yang lebih beragam ini.
"Kami menyesuaikan era, karena mindset orang tua sekarang adalah serba-cepat dan instan. Ojek saja bisa bayar online, kenapa pendidikan tidak?" ungkapnya seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET.
Dengan cara tersebut, calon orang tua siswa tak harus datang ke madrasah untuk sekadar membayar biaya pendaftaran seperti yang umum dilakukan selama ini. Menurut Arief, kendala yang dihadapi calon orang tua murid kebanyakan adalah kesibukan.
"Kami memahami kendala calon orang tua siswa yang memiliki keterbatasan waktu. Market kami kan warga perkotaan dengan aneka rupa pekerjaan yang terpancang dengan target dan waktu," imbuhnya. (fdu/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini