Fachrul kemudian menyinggung pernyataan mantan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, yang menyebut kurang-lebih 3 persen anggota TNI terpapar paham radikal (Rabu, 19/6). Dia mengatakan TNI harus memaknai itu sebagai peringatan agar terus berupaya menangkal paham radikal di lingkup internal lembaganya.
"Jadi nggak usah juga kita mengatakan kita bersih. Jadi saya sependapat peringatan Menhan atau mantan Menhan itu hendaknya jadi kewaspadaan kita bersama," tuturnya.
Namun Fachrul enggan menjelaskan instansi yang dimaksudnya. Dia hanya mengingatkan masalah ajaran terorisme tak bisa dianggap enteng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada sebuah instansi. Dia bilang di tempat dia malah ada yang siap jadi 'pengantin'. Untung ditangani cepat. Nggak usah kita sebut instansinya ya. Tapi menunjukkan sudah ada di mana-mana, nggak bisa kita anggap enteng," kata Fachrul saat ditemui seusai acara.
"Iya (istilah pengantin artinya pelaku bom bunuh diri). Namanya 'pengantin', tapi bukan 'pengantin' anu," tutupnya.
(jef/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini