"Kita di daerah itu tidak ingin aklamasi karena ada beberapa kader terbaik Golkar yang kami dengar akan tampil. Di samping Ketua Umum Pak Airlangga, ada Pak Bambang Soesatyo, Pak Indra Bambang Utoyo, atau Pak Ridwan Hisyam. Ini kader-kader terbaik Golkar semuanya," ujar Mudasir kepada wartawan, Jumat (15/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di daerah saya Aceh, saya sudah berkomunikasi dengan seluruh DPD II Aceh yang berjumlah 23, semua kawan kawan berkehendak supaya tidak aklamasi dalam pemilihan Ketum Partai Golkar. Mereka meminta DPP Partai Golkar membuka ruang untuk demokrasi. Kita ingin mengetahui visi misi kader-kader Partai Golkar yang ingin maju sebagai Ketum dan membesarkan Partai Golkar," tuturnya.
Hal senada disampaikan Ketua DPP Partai Golkar Andi Sinulingga. Andi bahkan meyakini pemilihan Ketum Golkar dalam munas yang akan digelar awal Desember 2019 mendatang tak akan berakhir aklamasi.
Apalagi, kata dia, Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang digadang-gadang maju menjadi caketum saat ini telah mengantongi dukungan suara sebanyak 383 dari 559 suara.
"Bahkan, kalau kami peras lagi buang 50 kalau kemungkinan ada margin of error, kami masih optimis memenangkan 333 suara pemilih," kata Andi.
Selain itu, menurut Andi, seluruh DPD tak sepenuhnya mendukung sang ketum, Airlangga Hartarto. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan kubu Bamsoet, kata dia, dari 34 DPD I Partai Golkar yang menyatakan mendukung Airlangga saat Rapimnas Partai Golkar kemarin malam, ada 7 DPD I yang tidak secara tegas mendukung Airlangga.
"Versi kubu Airlangga mencatat ada 29 DPD I yang mendukung Ketum inkumben. Sedangkan sisanya disebut meminta membuka ruang terhadap adanya calon Ketum yang lain. Hal ini menunjukan bahwa para pengurus Partai Golkar tidak semuanya mendukung Airlangga," pungkasnya.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini